REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesan singkat (SMS) Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kepada sejumlah petinggi Partai Demokrat mencuatkan polemik baru di tubuh partai berlambang Mercy itu.
Pasalnya, dalam pesan singkat yang dikirim langsung SBY di depan Ka’bah ini, tak disebutkan SMS itu ditujukan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
“Dari : KETUA MAJELIS TINGGI PARTAI DEMOKRAT
Kepada : 1. Para Anggota Majelis Tinggi Partai 2. Ses Wanhor 3. Sekjen PD 4. Ketua Fraksi PD DPR,” tulis SBY dalam pesan singkatnya.
Pesan singkat itu ditulis SBY di hadapan Ka'bah, di Masjidil Haram Makkah al-Mukarramah. Setelah ibadah umrah.
"Selama berada di Tanah Suci, saya terus memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT, agar partai yang kita cintai dapat segera dibebaskan dari berbagi cobaan berat yang kita hadapi dewasa ini. Saya berharap saudara-saudara juga ikut berdoa dan memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa, agar kita bisa segera menemukan solusi yang tepat, bijak, dan bermartabat," ujarnya.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Marzuki Alie, enggan mempersoalkan tak disebutnya ketua umum Partai Demokrat dalam sms itu.
Bagi Marzuki yang terpenting dari SMS SBY adalah pesan yang disampaikan. “Soal itu (nama Anas tak disebut) saya tak mau menilai. Saya tidak lihat kepadanya. Saya lihat isinya,” kata Marzuki kepada wartawan di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2).
Marzuki menyatakan SMS SBY merupakan bentuk keprihatinan SBY atas situasi terkahir yang dihadapi Partai Demokrat. Dalam SMS-nya, imbuh Marzuki, SBY berharap Allah SWT bisa memberi jalan keluar dari berbagai persoalan yang dihadapi Partai Demokrat.
Marzuki menolak bila tak disebutnya nama ketua umum dalam SMS SBY sebagai bukti adanya konflik antara Anas dan SBY. “Tak ada konflik di Demokrat,” katanya.