REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla percaya kasus korupsi yang menjerat kader Partai Demokrat dan PKS bakal memberi keuntungan elektoral bagi Partai Golkar.
“Kalau ada parpol kena masalah. Pemilihnya pasti pindah ke partai lain,” kata Kalla di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/2).
Pria yang akrab disapa JK itu berpendapat Golkar harus bisa memanfaatkan momentum keterpurukan partai lain. Ibarat permainan bola pimpong, saat ini Golkar sedang memimpin poin pertandingan.
Makanya, penting bagi seluruh kader Golkar untuk meningkatkan kualitas 'smash' mereka kepada lawan-lawan politik.
“Dengan 'smash' lawan yang buruk, Golkar bisa mendapat angka kalau partai lain salah 'smash',” ujar Ketua Umum PMI itu.
Pernyataan JK tak sepenuhnya keliru. Sebelumnya lembaga survey Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) menyatakan elektabilitas Partai Golkar berada di posisi teratas dengan perolehan suara 21,3 persen. Diikuti PDI Perjuangan 18,2 persen.
Partai Demokrat 8,3 persen. Gerindra 7,2 persen, dan PKB 5,6 persen. Sementara Nasdem memperoleh 5,2 persen suara, PPP 4,1 persen, PKS 2,7 persen, PAN 1,5 persen, serta partai lain 3,1 persen. Sedangkan 21,4 persen belum menentukan pilihan.