Selasa 05 Feb 2013 23:24 WIB

Negatif, Pertumbuhan Pertanian & Pertambangan Jabar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Saung di tengah sawah (ilustrasi).
Foto: IST
Saung di tengah sawah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Laju Ekonomi (LPE) di Jabar selama 2012 tumbuh sebesar 6,21 persen. Sedangkan LPE triwulan IV 2012 dibandingkan triwulan IV 2011, sebesar 5,47 persen.

Pada triwulan IV 2012 ini, sektor pertanian mengalami pertumbuhan negatif sebesar -20,37 persen. Begitu juga, dengan sektor pertambangan dan penggalian pertumbuhannya negatif sebesar -1,11 persen.

‘’Sektor pertanian dan pertambangan-penggalian, mendorong laju pertumbuhan negatif. Kontribusinya ke pertumbuhan masing-masing -2,42 persen dan 0,33 persen,’’ ujar Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Ade Rika Agus kepada wartawan, Selasa (5/2).

Ade menjelaskan, dari sisi lapangan usaha pertumbuhannya negatif sebesar -1,11 persen. LPE tertinggi pada triwulan ini, dicapai oleh sector kontruksi yaitu sebesar 7,78 persen. Begitu juga, dari sisi penggunaan pertumbuhan LPE nya negatif dilihat dari kuartal ke kuartal sebesar -1,11 persen.

Hal ini, dipicu oleh peningkatan impor sebesar 11,64 persen yang merupakan pengurang variabel pertumbuhan perekonomian serta penurunan pada perubahan inventori sebesar -13,54 persen.

Sementara komponen lainnya, kata dia, masih mengalami pertumbuhan positif. Di antaranya, konsumsi rumah tangga termasuk lembaga non profit sebesar 0,45 persen, konsumsi pemerintah 16,44 persen, PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) sebesar 3,32 persen dan ekspor 3,32 persen.

Untuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), menurut Ade, pada triwulan IV 2012 mencapai Rp 242,27 triliun. Dari sisi lapangan usaha, yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Jabar adalah sektor industri pengolahan sebesar 35,44 persen. Sementara, sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi 24,78 persen.

Dari sisi penggunaan, sambung dia, sebagian besar PDRB Jabar digunakan untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga. Termasuk, lembaga non profit sebesar 59,08 persen, ekspor 36,30 persen dan PMTB 19,20 persen.

‘’PDRB Jabar pada triwulan IV-2012 mengalami penurunan karena hanya Rp 242,27 triliun. Padahal, di triwulan III-2012 mencapai Rp 244,91 triliun,’’ kata Ade.

Selama triwulan IV-2012, menurut Ade, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku ada tiga sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah terbesar. Yakni, sektor industri pengolahan Rp 85,86 triliun, sektor perdagangan,hotel dan restoran sebesar Rp 60,03 triliun, serta sektor jasa Rp 24,29 triliun.

‘’Secara umum, struktur ekonomi Jabar pada triwulan IV -2012 berdasarkan lapangan usaha tidak mengalami perubahan,’’ imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement