Selasa 05 Feb 2013 13:38 WIB

Ayo Bergerak! Waspadai 8 Efek Buruk Malas Olahraga (2-habis)

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Duduk diam malas bergerak
Foto: redorbit.com
Duduk diam malas bergerak

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar dua juta orang di seluruh dunia meninggal karena kondisi diakibatkan kurang berolahraga. Orang-orang dari segala usia, mulai anak-anak sampai orangtua, dapat menderita penyakit akibat gaya hidup malas.

Sebelumnya pada bagian pertama telah diulas empat efek buruk bermalas-malasan.  Berikut adalah empat lagi dampak negatif  jika anda kurang berolahraga, dikutip dari SymptomFind, Selasa (5/2).

5. Obesitas

Ketika seseorang memiliki indeks massa tubuh lebih dari 30 persen, maka dia dianggap mengalami obesitas. Menurut WHO, orang yang secara fisik sering tidak aktif memiliki risiko dua kali terkena obesitas. Obesitas merupakan masalah kesehatan utama bagi orang-orang dari segala usia termasuk anak-anak.

Penyakit yang berhubungan dengan obesitas termasuk di dalamnya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan apnea tidur.

6. Batu empedu

Batu empedu adalah endapan keras empedu, yang terbentuk di kandung empedu. Batu empedu dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, demam dan mual. Efek negatif dari aktivitas fisik, seperti waktu penumpukan limbah di usu besar bersama trigliserida tinggi dapat baik meningkatkan kemungkinan batu empedu berkembang.

7. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2, juga dikenal sebagai diabetes onset dewasa, terjadi ketika kadar insulin resisten. Dua faktor risiko yang bisa mengembangkan diabetes onset dewasa adalah kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Komplikasi dari diabetes termasuk di dalamnya penyakit ginjal, penyakit jantung, masalah mata, dan kerusakan saraf.

8. Depresi

Orang yang jarang berolahraga juga seringkali terefek emosi negatif. Menurut WHO, orang yang malas berolahraga memunyai tingkat kecemasan dan depresi lebih tinggi. Latihan membantu mengurangi atau mencegah kecemasan dan depresi dapat dilakukan dalam beberapa cara. Ketika seseorang aktif secara fisik, reaksi kimia dilepaskan dalam otak yang membantu meningkatkan mood dan mengurangi stres.

Mengubah gaya hidup dengan gemar berolahraga dan bergerak adalah solusi terbaik. Anda sebaiknya menerapkan olahraga teratur beberapa hari dalam sepekan. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit merekomendasikan 150 menit latihan kardiovaskular dalam sepekan. Tunggu apa lagi, ayo berolahraga!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement