REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW) merasa keberatan atas opini banyak pihak terkait faksi dalam tubuh PKS. Yakni faksi sejahtera dan faksi keadilan.
Kasus korupsi mantan presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq dan pandangan bahwa PKS dikuasai oleh tokoh-tokoh dari faksi sejahtera dibantah Hidayat.
“Di dalam suatu komunitas pasti ada kelompok-kelompok tertentu, tapi buka berarti ada faksi. Apa yang terjadi kemarin bukan berarti kemenangan faksi sejahtera, kami tidak akan fokus pada faksi,” kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/2).
Dalam kondisi politik yang memanas sekarang ini, apalagi kasus yang menimpa petinggi PKS, Hidayat menganggap wajar bila banyak opini bermunculan. Penilaian di luar rasionalitas dan lebih terbawa emosi disebutnya pasti akan timbul secara masif. Siapapun, organisasi manapun, menurutnya pasti akan mengalami masalah. “Pasti akan ada peristiwa pada periode tertentu, ada naik dan turun,” ungkapnya.
PKS, lanjut Hidayat, akan menampung semua masukan publik untuk kebaikan dan kemajuan partai. Termasuk masukan dan kritikan yang dilemparkan oleh salah seorang pendiri PKS, Yusuf Supendi. “Masukan beliau dicerna, kritikan beliau dipertimbangkan,” ujar dia.
Tetapi PKS juga tidak akan berhenti memperjuangkan keadilan bagi partai. Bia ada pihak tertentu yang berusaha melemahkan dan menghancurkan PKS dengan cara tidak etis dan melanggar hukum, maka PKS juga akan bertindak. PKS mendukung pemrosesan kasus Luthfi dan akan tetap mendukung KPK. Namun bila PKS mempertanyakan beberapa hal, menurut Hidayat, itu adalah hal yang wajar.