Ahad 03 Feb 2013 21:54 WIB

Elektabilitas Demokrat Anjlok, Ini Reaksi Kader

ilustrasi Gubernur NTB M Zainul Majdi
Foto: Antara
ilustrasi Gubernur NTB M Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pengurus Partai Demokrat Nusa Tenggara Barat berharap Susilo Bambang Yudhoyono turun tangan menyikapi hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang menyatakan elektabilitas Partai Demokrat anjlok.

"Saya Ketua DPD Partai Demokrat NTB, meminta Pak SBY sebagai pendiri dan Ketua Dewan Pembina untuk turun tangan secara langsung menyelamatkan partai," ujar TGH M. Zainul Majdi dalam pesan singkat (SMS) yang ditujukan kepada wartawan di Mataram, Minggu malam.

Menurut Zainul yang masih menjabat Gubernur NTB periode 2008--2013, tanpa ada langkah nyata dan segera, maka elektabilitas Partai Demokrat akan terus turun menukik dan tidak mustahil akan hancur.

"Pak SBY, tolong selamatkan partai ini, kami semua mendukung Bapak," ujar Zainul dalam pesan singkat tersebut.

Zainul mengikuti sikap yang ditempuh sejumlah petinggi Partai Demokrat, seperti Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik yang mengungkapkan kegelisahan para kader partai terkait dengan hasil survei SMRC itu.

Jero meminta SBY turun tangan menyikapi hasil survei itu. Jero pun menyebut sejumlah menteri dari Partai Demokrat dan gubernur dari Partai Demokrat juga gelisah dan meminta SBY turun tangan.

Sebelumnya, SMRC menggelar survei elektabilitas partai politik pada tanggal 6--20 Desember 2012, dan hasil survei itu menyatakan Partai Demokrat terjun bebas ke angka delapan persen.

Dari survei itu disimpulkan, partai atau calon anggota DPR yang dipilih bila pemilihan legislatif digelar saat ini, berdasarkan survei SMRC Golkar meraih suara 21 persen, PDI Perjuangan 18 persen, Partai Demokrat delapan persen, Gerindra tujuh persen, PKB lima persen, Nasdem lima persen, PPP empat persen, PKS dua persen, PAN satu persen, dan Hanura satu persen.

Namun, survei SMRC menyatakan tingkat kepuasan terhadap Presiden SBY yang tinggi tidak berbanding lurus dengan elektabilitas Partai Demokrat.

Hal tersebut karena kasus korupsi yang menyeret sejumlah kader Partai Demokrat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement