Ahad 03 Feb 2013 19:08 WIB

Polisi: Anak Keluarga Kaya Jadi Incaran Penculik

Rep: Alicia Saqina/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi penculikan anak.
Foto: jak-tv.com
Ilustrasi penculikan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak motif yang melatarbelakangi terjadinya kasus penculikan anak. Salah satunya yaitu alasan ekonomi. Peristiwa penculikan anak yang baru saja terjadi ialah seperti yang dialami oleh keluarga pedangdut Nazar.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan, alasan penculikan anak berlatarbelakang motif ekonomi, sebab si anak berasal dari keluarga berada adalah tren baru. ''Sesuatu yang baru, menculik anak karena berasal dari keluarga kaya,'' kata Rikwanto, Ahad (3/2), di Jakarta. Dikatakan demikian, sebab alasan penculikan anak sangat lah beragam.

Ternyata benar saja, pelaku penculikan Nana, Fadelun Hariyanto, menculik putri Nazar karena alasan tersebut. Melalui kuasa hukumnya, Fransisca Indrasari, Fadelun mengakuinya. Fadelun beralasan, sebab melihat pemberitaan di media, Muzdalifah-Nazar kerap bepergian dan berbelanja barang-barang mewah.

Penculikan dengan latar belakang anak orang kaya demi uang tebusan besar ini merupakan hal baru. Sebab, setidaknya ada lima faktor dominan yang melatarbelakangi kasus penculikan anak. Rikwanto menjelaskan, di antaranya ialah, anak memiliki teman dekat, adanya pertemanan melalui situs jejaring sosial, perebutan anak karena orangtua bercerai, dan hilangnya bayi di rumah sakit atau anak yang tengah bermain di lingkungan rumah. ''Serta, mungkin anak yang merasa tidak betah di rumah (karena perceraian orangtua), lalu ia pergi (tanpa izin),'' jelas Rikwanto.

Sementara untuk faktor terakhir yang disebutkan itu, lanjut Rikwanto, saat menghubungi yang berwajib, pihak keluarga melaporkannya atas tindak penculikan. ''Setelah sekitar 24 jam tidak ada kabar (dari anak yang meninggalkan rumah), keluarga meneleponnya (kepada polisi) penculikan,'' ujarnya. Padahal, bisa saja anak yang memutuskan untuk pergi.

Untuk meminimalisasi tindak penculikan anak, menurut Rikwanto, peran keluarga sangat dibutuhkan dalam pengawasan anak. Diimbau agar para orangtua tidak lalai, karena anak merupakan aset. Orangtua harus mengetahui apa saja kegiatan anak di sekolah dan di luar rumah, termasuk siapa teman-temannya. ''Agar selalu waspada. Sekali-kali bisa dengan menemani apa kegiatan anak di sekolah,'' ujarnya.

Sedangkan mengenai indikasi siapa umumnya pelaku yang mampu melakukan tindak pelanggaran hukum ini ialah pihak yang mengenal sosok si anak dan dekat dengan keluarga korban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement