Jumat 01 Feb 2013 20:48 WIB

Pembangunan Bandara Internasional Bali Sesuai Target

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Djibril Muhammad
Menteri BUMN Dahlan Iskan
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menteri BUMN Dahlan Iskan

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan yakin pembangunan Bandara Internasional Ngurah Rai yang baru selesai sesuai target.

Mantan dirut PLN ini menuturkan optimis proyek tersebut selesai akhir Juni 2013. "Sudah 55 persen dari total proyek dikerjakan," tegasnya pada wartawan Jumat (1/2). 

Untuk terminal saja, ia menuturkan pembangunan sudah selesai 60 persen. Namun, Dahlan mengakui pengembangan bandara di Bali ini tergolong paling sulit. Pasalnya, pembangunan bandara baru dilakukan di area bandara lama. "Kalau bandara di Surabaya atau Kualanamu di Medan itu lebih gampang," katanya. 

Sempitnya lahan membuat pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati agar tak menganggu pelayanan. Selain itu sukarnya membuat atap berbentuk ombak, juga menjadi tantangan lain pada proyek ini. 

"Bentangan atap 60 meter dengan lengkungan yang harus dibuat di pabrik. Tapi untuk sampai di sini dia harus di bongkar dan di pasang lagi," jelasnya.

Rencana pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai sendiri dimulai sejak 2009. Namun konstruksi dimulai Mei 2012. Terminal internasional baru dibangun seluas 130 ribu meter persegi. Terminal internasional sebelumnya seluas 65.800 meter persegi akan digunakan sebagai terminal domestik. 

Sementara terminal domestik seluas 13 ribu meter persegi menjadi apron bandara. Dari sembilan gate, Angkasa Pura I selaku operator juga akan menambah hingga 19 gate. Dengan pembangunan ini Ngurah Rai diharapkan bisa menampung 25 juta penumpang hingga 2025. Saat ini, bandara lama hanya mampu menampung 13,5 juta penumpang.

Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali, Yanus Suprayogi mengatakan biaya investasi mencapai Rp 2,8 triliun. Pembangunan kata dia murni berasal dari dana kas angkasa pura. 

Saat ini dari keseluruhan biaya investasi, sekitar 50 persen sudah terpakai. "Tapi nanti khusus untuk membangun bandara domestik, kita ada anggaran lain," katanya. 

Pihak Angkasa Pura I sudah menyiapkan dana Rp 220 miliar. Pembangunan terminal domestik ditarget berbarengan dengan internasional. "Bahan bangunan yang kita pakai sebagian dari dalam negeri," jelasnya.

Total baja yang dibutuhkan mencapai sembilan ton. "Nantinya akan ada hotel yang dibangun," tegasnya lagi. Hotel tersebut akan dikelola anak usaha AP I.

Pembangunan bandara baru ini juga terkait penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik pada Oktober 2013. Arsitek bandara adalah Altier 6 dan Endolexco.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement