REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi meresmikan klinik jamu "Hortus Medicus" untuk menjadi Rumah Riset Jamu (Griya Paniti Pirsa Jamu) di Karanganyar, Kamis (31/1).
"Saintifikasi jamu adalah salah satu program terobosan Kementerian Kesehatakan untuk memberikan bukti ilmiah sehingga jamu dapat dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan formal," kata Nafsiah.
Di kesempatan yang sama, Nafsiah juga meresmikan Gedung Pelatihan IPTEK Tanaman Obat dan Jamu di lingkungan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Kemenkes kini memiliki satu Rumah Riset Jamu sebagai tempat uji klinik yang berbasis pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Nafsiah berharap model-model seperti ini hendaknya ditumbuhkan di seluruh Indonesia sebagai kepedulian kita pada jamu sebagai brand dan sukma Indonesia, seperti diamanatkan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008 lalu.
Nafsiah menyampaikan untuk meningkatkan program pelayananan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer atau Complementary and Alternative Medicine (CAM), para dokter apoteker dan tenaga kesehatan lainnya perlu memperoleh pelatihan Saintifikasi Jamu yang komprehensif. Sehingga pelayanan CAM dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta didukung oleh infrastruktur yang memadai.
"Saya mendukung gagasan untuk memasukkan jamu ke dalam mata kuliah di fakultas kedokteran, fakultas farmasi dan fakultas kesehatan masyarakat. Kita perlu mensinergikan dan mengintegrasikan kedokteran barat dan timur dalam pelayanan kesehatan di Indonesia," kata Menkes.