REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iklan rokok yang sering ditayangkan di media massa dapat meningkatkan kecenderungan anak untuk merokok.
Menurut Psikolog dan pakar hipnoterapis klinis, Liza Marielly Djapri, alam pikiran bawah sadar manusia, khususnya anak-anak, sangat mudah dipengaruhi iming-iming iklan rokok.
"Paparan iklan rokok yang begitu sering dilihat anak akan terekam begitu jelas dan nyata dalam alam pikiran bawah sadar anak. Sehingga mengakibatkan anak menjadi begitu akrab dengan rokok akibat paparan berulang-ulang," kata Liza dalam diskusi mengenai PP No.109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan di Kantor Komnas Perlindungan Anak, Jakarta, Rabu (30/1).
Liza mengatakan iklan rokok kerap menampilkan sosok para pemuda yang sarat nuansa persahabatan. Hal itu dapat mempengaruhi anak untuk menilai kegiatan merokok merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam pergaulan.
Di sisi lain, menurut Liza, lingkungan sosial anak yang banyak dihuni individu-individu perokok, akan mengakibatkan kecenderungan anak untuk merokok semakin besar. Terlebih bagi anak yang sedang dalam tahap menghentikan adiksi akibat merokok.
"Lingkungan sosial erat pengaruhnya pada kecenderungan anak merokok. Apabila anak tersebut sedang menghilangkan adiksi, akan sulit sembuh 100 persen jika dia kembali ke lingkungan yang sama, karena kenangannya atas rokok sudah ada dalam pola pikir," kata dia.
Pentingnya pengaturan yang tegas terhadap iklan dan promosi rokok, termasuk batasan Kawasan Tanpa Rokok hingga tingkatan tempat tinggal.
"Perlu juga adanya sanksi dan imbalan yang jelas bagi produsen yang melanggar dan menjalankan peraturan. Yang namanya individu mereka baru mau menjalankan kalau sudah jelas apa sanksi dan imbalan dari sebuah peraturan," kata dia mengakhiri.