Selasa 29 Jan 2013 22:08 WIB

Muhammadiyah: Jangan Berlebihan Memposisikan Artis

Rep: Agus Raharjo/ Red: Djibril Muhammad
Raffi Ahmad saat ditahan di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (29/1).   (Republika/Muda Saleh)
Raffi Ahmad saat ditahan di Gedung Badan Narkotika Nasional (BNN), Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (29/1). (Republika/Muda Saleh)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus narkoba yang mulai menggerogoti lingkungan artis, dinilai bukan hal luar biasa. Pasalnya, siapapun yang terkena narkoba biasanya mengalami alienasi secara psikososial. Yaitu perasaan terasing karena mobilitas hidup yang menghadirkan ketegangan serta tekanan.

Menurut Ketua PP Muhammaddiyah, Haedar Nashir, akibat dari tekanan itu banyak artis yang ingin mencari 'dunia lain' sebagai solusi sesaat. Kehidupan artis memang makmur secara material dibanding masyarakat lain. "Namun mereka mengalami kegersangan ruhani," kata Haedar pada Republika, Selasa (29/1).

Haedar menambahkan, banyaknya artis yang terperosok dunia narkotik lebih banyak disebabkan karena inginnya sebuah pelarian. Mencari oase yang justru salah kaprah, sehingga menggiring mereka pada ketenteraman sesaat.

Secara sosial, tambah Haedar, mereka mengalami cultural shock atau kejutan budaya. Sebab di satu sisi artis memiliki tempat istimewa di hadapan masyarakat dan di sisi lain mereka hanyalah manusia biasa yang juga memiliki masalah.

Akibatnya, banyak artis yang tidak mampu menyandang beban psikososial itu. "Lalu jalan keluarnya narkoba dan sejenisnya," tambah dia.

Haedar menambahkan, kasus narkoba yang menghingapi kalangan artis menjadi pelajaran agar jangan berlebihan memposisikan mereka. Pasalnya, dunia artis banyak yang memunculkan realitas semu. Partai politik (parpol) maupun masyarakat harusnya tidak terlalu pragmatis mempersepsikan artis. Akibatnya artis ditempatkan pada posisi segalanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement