Selasa 29 Jan 2013 19:22 WIB

Pedagang Keluhkan Kebijakan Pengelola Pasar

Rep: Andi Ikhbal/ Red: M Irwan Ariefyanto
Suasana di salah satu pasar tradisional.
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Suasana di salah satu pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN – Pedagang Pasar Desa Catur Tunggal, Depok, Sleman mengeluhkan kebijakan pengelola pasar yang mengizinkan adanya area jual-beli di luar lokasi pasar tersebut. Pasalnya, intensitas pengunjung yang belanja di dalam menjadi terbatas

Ketua Komunitas Pedagang Sembako, Suyatno mengatakan, pihak pengelola seharusnya bisa menolak adanya area tersebut. Terlebih, para penjual itu menjajakan dagangannya tepat di depan pintu masuk pasar. “Pengunjung lebih memilih untuk bertransaksi di luar pasar ketimbang di dalam,” kata Suyatno pada Republika, Selasa (29/1).

Menurutnya, mungkin penglola pasar bisa memasukan mereka ke area pasar. Karena, masih ada beberapa kios dan los dibagian selatan bangunan yang masih kosong.  Kemudian, bila memang kondisi pasar dianggap sudah melebihi kapasitas, seharusnya, ada kebijakan yang dinilai tidak merugikan keduabelah pihak. Pasalnya, bila tidak ada kepastian keberadaan mereka dapat mengurangi pendapatan pedagang pasar yang berada di dalam.

Ketua Pengelola Pasar Catur Tunggal, Tekun Semedi mengatakan, pihaknya tidak mungkin memasukan para pedagang tersebut ke dalam pasar. Sebab, kondisi ruangan pasar memang sudah penuh.

Dia menjelaskan, sebenarnya keberadaan area dagang tersebut merupakan desakan warga. Karena itu, pihaknya meminta agar mereka mendatangi Dinas Pasar dan Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Sleman. Pasalnya, dia menyatakan, tidak berwenang dalam memberikan rekomendasi tersebut.

“Karena, pedagang tersebut juga menutup drainase jalan untuk keperluan lahan mereka,” kata Semedi.

Untuk tahun ke depan, dia mengungkapkan, pihaknya akan memasukan pedagang luar area tersebut ke dalam pasar. Bahkan, hingga hari, dia sudah mendata 136 calon pedagang yang mendaftarkan diri untuk masuk ke dalam pasar tersebut.

Menurutnya, di tahun 2014 nanti, Pasar Catur Tunggal akan kembali melakukan revitalisasi dan perluasan lahan. Dia menyebutkan, ada sekitar 1300 meter persegi tanah yang akan dibangunnya, sehingga tidak lagi ada pedagang yang berjualan di luar area tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun Republika, di dalam pasar tersebut ada 60 kios yang ditempati 45 pedagang. Kemudian, untuk los ada sekitar 379 area yang ditempati 298 pedagang. Kemudian, terhitung jumlah lapak liar di depan pasar mencapai 36 pedagang.

Kepala Bagian Pembangunan Desa Catur Tunggal, Kusmono mengatakan, pihaknya tidak lagi mengurus pasar tersebut. Pasalnya, kewenangan pasar sudah diambil alih oleh pihak pengelola, sehingga segala urusan di kawasan tersebut tidak lagi ditanggungnya. “Pihak pengelola saat ini juga kurang koperatif dalam berkordinasi masalah pasar,” ujarnya.

Kepala Dinas Pasar, Kabupaten Sleman, Tri Endah Yitnani mengatakan, pihaknya belum mendapatakan adanya laporan mengenai keluhan tersebut. Karena itu, Dinas Pasar akan segera melakukan tinjauan lapangan terhadap kondisi itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement