Selasa 29 Jan 2013 12:55 WIB

Yogya Waspadai KLB Demam Berdarah

Rep: Yulianingsih/ Red: Heri Ruslan
Nyamuk demam berdarah
Nyamuk demam berdarah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mewaspadai terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah ini. Pasalnya kasus DBD di Kota Yogyakarta terus meningkat dari hari ke hari.

Bahkan dalam seminggu terakhir kasus DBD naik 100 persen. Pada 23 Januari lalu kasus DBD baru terdeteksi 30 orang, kini ada kenaikan 100 persen menjadi 60 kasus hingga 29 Januari 2013 kemarin.

"Ini memang luar biasa peningkatannya dan kemungkinan akan terus meningkat hingga Februari mendatang," terang Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tuty Setyowati, Selasa (29/1).

Kasus DBD di Kota Yogyakarta sendiri menyebar di seluruh wilayah. Namun yang terbanyak di wilayah Kecamatan Umbulharjo, Wirobrajan, Ngampilan dan Kotagede. Meski peningkatan kasus DBD di Kota Yogyakarta sangaty signifikan namun pihaknya belum menentukan KLB DBD di wilayah itu. "Kita hanya mewaspadai hal itu," tambahnya.

Diakuinya KLB DBD di Kota Yogyakarta terakhir terjadi pada 2005 lalu. Pihaknya mewaspadi adanya sikus lima tahunan untuk kasus DBD. Karena pada siklus 5 tahunan kasus DBD naik tajam. KLB DBD sendiri bisa diterapkan jika di satu wilayah ada satu penderita DBD dan jarak 300 meter juga ada. "Jika kondisi ini masif terjadi disetiap wilayah seperti itu maka akan kita nyatakan KLB," jelasnya.

Saat ini kata dia, pihaknya sudah mengirimkan surat edaran ke puskesmas dan kecamatan untuk menghimbau masyarakat melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara masif. Pihaknya juga menghimbau adanya pengendalian fogging, karena obat fogging justri berbahaya. Dinkes Kota Yogya juga mengaktifkan petugas survailans di setiap kelurahan. Ada 54 petugas yang diterjunkan terkait hal ini.

Diakuinya, Kota Yogyakarta rentan terjadi peningkatan DBD karena tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Dengan luas wilayah 32,5 kilometer persegi dan jumlah penduduk 450 ribu maka tingkat kepadatan mencapai 14-15 ribu jiwa/kilometer persegi.

Terpisah Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Yogyakarta, Harris Syarif Usman mengatakan, pihaknya saat ini tengah mendata kembali para pendonor tetap untuk persiapan jika terjadi KLB DBD. Para pendonor tetap ini akan dikontak sewaktu-waktu untuk siap menjadi pendonor jika permintaan darah meningkat tajam.

"Ada ratusan orang pendonor tetap dan mereka kita minta siaga setiap saat jika permintaan naik," tandasnya.

Pihaknya kata Harris, juga sudah berkoordinasi dengan PMI kabupaten untuk ketersediaan stok darah. Stok darah di PMI Kota Yogyakarta sendiri menurutnya mencukupi untuk kebutuhan darah di wilayah itu. Setiap hari rata-rata ada 75 kantong darah yang ada di PMI Kota Yogyakarta tersebut.

Sedangkan permintaan darah rata-rata mencapai 50 hingga 75 kantong setiap harinya. Karena itulah pihaknya menyiapkan data dan mengontak pendonor tetap untuk berjaga-jaga terjadinya kenaikan permintaan.

Selain itu PMI kata Harris, juga bekerjasama dengan Palang Merah Remaja (PMR) untuk menjaring pendonor sukarela khususnya remaja. "Kita juga bekerjasama denghan instansi-instansi tertentu untuk donor darah massal. Ini untuk meningkatkan stok darah," tambahnya.

PMI juga memiliki alat pengolah darah yang mencukupi jika terjadi peningkatan permintaan trombosit. Ada tiga alat pengolah darah yang ada di PMI Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement