Senin 28 Jan 2013 00:45 WIB

Dalam Sebulan, Kerugian Bencana Sukabumi Rp 19,7 Miliar

Rep: Riga Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Arif Pribadi
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kerugian masyarakat akibat bencana alam di Kabupaten Sukabumi cukup besar. Dari awal 2013 hingga 24 Januari lalu, jumlah kerugian masyarakat yang disebabkan bencana mencapai sekitar Rp 19,7 miliar.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Kabupaten Sukabumi menyebutkan, bencana alam yang terjadi di sepanjang Januari antara lain longsor, banjir, kebakaran, pergerakan tanah, dan angin kencang. Sejumlah sarana yang rusak akibat bencana antara lain rumah, tempat ibadah, sekolah, jembatan, saluran air, jalan raya, areal persawahan, dan beberapa kios.

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, BPBD Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo mengatakan, kerusakan paling banyak terjadi pada rumah warga. Jumlah rumah warga yang rusak mencapai sebanyak 576 rumah.Rinciannya sebanyak 104 rusak berat (RB), 89 rumah rusak sedang (RS), dan 383 rusak ringan (RR) serta 144 unit rumah lainnya terancam.

Sementara tempat ibadah yang rusak mencapai sebanyak 28 unit, rinciannya 27 unit RS dan satu lainnya RB.

Diakui Usman, kerusakan yang paling banyak disebabkan karena bencana longsor. Pasalnya, dari awal tahun hingga 24 Januari lalu telah terjadi sebanyak 47 kasus longsor. Sementara kasus bencana terbanyak kedua adalah angin kencang sebanyak 26 kasus.

Bencana lainnya yang terjadi yakni peristiwa kebakaran sebanyak 15 kasus, banjir sebanyak 10 kasus, dan pergerakan tanah sebanyak empat kasus.Bencana yang terjadi, kata Usman, tersebar di 33 kecamatan dari 47 kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi. Diantaranya Kecamatan Nagrak, Cisolok, Cibadak, Kalapanunggal, Warungkiara, Cikembar, Caringin, Surade, Jampang Tengah, Cidolog, dan Ciracap. Puluhan kecamatan tersebut memang termasuk dalam daerah rawan bencana alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement