Ahad 27 Jan 2013 12:49 WIB

Rekayasa Hujan Habiskan Miliaran Rupiah

Ilustrasi.
Foto: IST
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) menyatakan program rekayasa hujan senilai Rp 13 miliar dari posnya, tetap akan dilakukan.

Menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), program itu bakal dilakukan selama dua bulan mulai 26 Januari-25 Maret 2013.

"Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC tetap akan dilakukan sampai 25 Maret 2012 dengan dana kami sebesar Rp 13 miliar," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Ahad (27/1).

Sutopo mengatakan pelaksanaan TMC dilakukan dengan mengerahkan empat pesawat terbang yaitu satu Hercules C-130 TNI AU dan tiga pesawat CASA 212-200, untuk mempercepat awan menjadi hujan.

Penerbangan dilakukan setiap hari dengan menjatuhkan hujan buatan. "Teknologi ini memungkinkan untuk menjatuhkan hujan di luar area rawan banjir, contohnya dialihkan ke laut," katanya menjelaskan.

Meski TMC merupakan upaya yang pertama kali dilakukan lembaganya untuk mengatasi banjir, namun Sutopo mengaku setiap tahun pihaknya sudah bekerja sama dengan BPPT melakukan TMC untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan dan kekeringan.

Dengan teknologi itu, banjir diatasi dengan cara menghambat pertumbuhan awan di mana dipasang 25 titik GBG (Ground Based Generator) yang membakar flare berisi bahan higroskopis (NaCl).

Operasi itu juga didukung tiga radar hujan dan enam stasiun pos meteorologi di mana Posko Hercules berada di Lanud Halim Perdanakusuma sedangkan tiga Cassa berada di lapangan terbang Pondok Cabe.

"Dengan membuat hujan buatan melalui TMC ini kami perkirakan akan mampu mengurangi hujan di Jakarta sekitar 30 persen," katanya.

Pihaknya juga telah memastikan kepada BMKG bahwa tidak ada potensi hujan ekstrem pada 27 Januari 2013 karena tidak adanya psikotropis, hanya sedikitnya seruak dingin, berikut Dipole Mode yang positif dan Median Juliane Station yang negatif, yang kesemuanya tidak mendukung tidak trjadinya curah hujan ekstrem.

"Selain itu semua sungai yang mengalir ke wilayah Jakarta, dalam kondisi aman dan normal sehingga masyarakat tidak perlu panik, tidak perlu cemas," katanya mengakhiri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement