Ahad 27 Jan 2013 00:51 WIB

DPR Diminta Lebih Selektif Beri Anggaran pada Polri

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bambang Widodo Umar
Bambang Widodo Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar meminta agar anggaran untuk Polri diawasi betul penggunaannya.

Pengamat asal Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, memang sudah kepalang tanggung dana segar sebesar Rp 43 triliun diterima polisi tahun ini. Sikap beberapa pihak yang mengkritisi besarnya anggaran ini pun menurutnya sudah tak dapat berbuat banyak.

Untuk itu, ke depan ia meminta lembaga legislatif selaku perestu proposal anggaran Polri dapat lebih selektif. “DPR seharusnya bisa meminta kajian dan hasil penelitian terhadap kepentingan barang-barang yang diajukan Polri untuk dibeli dengan uang anggarannya,” kata dia pada Republika Sabtu (26/1).

Dia mengatakan, apabila DPR mampu melakukan seleksi dengan maksimal, maka anggaran Polri tentu bisa lebih diefektifkan.

“Seharusnya ada studi kelayakan, perlu atau tidaknya barang-barang tersebut dibeli jadi tidak asal setujui saja itu kan uang banyak,” ungkapnya.

Sebelumnya Indonesia Police Watch melansair data-data mengenai pembelian barang saran Polri di tahun 2013 ini yang dianggap tak perlu.

Salahsatunya adalh pembelian satwa seperti kuda dan anjing yang mencapai Rp 16,5 Miliar. IPW khawatir, jumlah tersebut adalah hasil lirik-lirik anggota DPR yang ingin mendapat bagian.

Meski demikian, kemarin Jumat (25/1) Polri telah membantah segala tuduhan. Polri mengatakan pembelian dengan uang sebesar itu bukan hanya diperuntukan untuk pembelian hewan-hewannya saja.

“Anjing-anjing dan kuda-kuda ini kami beli bukan murni hewanya saja. Kami bayar pelatihnya, biaya akomodasinya, belum pajaknya dan lain-lain. Karena satwa-satwa ini Polri beli dari Belanda,” kata Asisten Perencanaan(Asrena) Polri Irjen Sulistyo Ishak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement