Sabtu 26 Jan 2013 00:12 WIB

Keluhan Aktivis Lingkungan: Resapan Air Puncak Terus Berkurang

Rep: Wahyu Saputra/ Red: M Irwan Ariefyanto
Kemacetan di Puncak
Foto: submitlist.info
Kemacetan di Puncak

REPUBLIKA.CO.ID,PUNCAK -- Resapan Air sudah berkurang di Kawasan Puncak akibat betonisasi pembangunan vila dan perumahan warga.  ''Resapan air menjadi masalah di sini,'' ujar Aktivis Lingkungan dan Pemandu Konservasi Alam, Mogi kepada ROL, Jumat (25/1).

Setiap tahun pembangunan vila di Kawasan Puncak semakin bertambah, karena melihat daerah ini sangat komersial, apalagi kesadaran masyarakat semakin berkurang dalam penjagaan lingkungan.

Ada beberapa titik hulu sungai aliran kecil yang nantinya menyatu menjadi Sungai Ciliwung, di antaranya, Hutan Konservasi Telaga Warna, Desa Tugu Utara, Situ Patung Pramuka, dan Perkebunan Teh Ciliwung.  Di bantaran awal Sungai Ciliwung itu daerah yang banyak dibangun vila dan perumahan warga.  ''Tahun 2011, di desa saya pernah air dari Ciliwung tiba-tiba datang besar dan rumah roboh, heran saya padahal ini Kawasan tinggi,'' ujar Mogi yang juga warga Kampung Neglasari, RT01/04, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Bogor.

Mereka melihat dari sisi keuntungan, sepanjang jalur ciliwung di Tugu Utara itu kawasan vila semua, dan diperparah dengan tidak adanya bak sampah untuk pembuangan limbah rumah tangga. ''Jadi mereka buangnya di Sungai Ciliwung,'' ujarnya

Mogi menjelaskan, banyak yang tahu mengenai pembangunan vila, seperti warga setempat, akan tetapi mereka tidak memikirkan efek yang terjadi. Lingkungan dibabat habis dengan betonisasi. Dan rata-rata yang membangun vila adalah warga Jakarta.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement