REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kekurangan 3.600 unit rumah susun untuk merelokasi warga yang menempati Waduk Pluit. ‘’Yang baru siap baru 1.400 unit rusun,’’ ujar Kepala Unit Pengelola Rumah Susun DKI Jakarta Kusnindar, Jum’at (25/1).
Kusnindar mengatakan 1.400 unit tersebut yakni 400 unit di Marunda, 500 di Pulogebang, dan 500 unit di Pinus Elok. Sedangkan, warga yang menempati Waduk Pluit berjumlah 5.000 KK atau 17.000 jiwa atau diperlukan 5.000 unit rusun. Sementara, dari 5.000 KK baru terdapat 52 KK yang siap menempati rusun.
Menurutnya, tahun 2013 akan terdapat penambahan kapasitas unit rusun sebanyak 1.086 unit di Marunda. Namun demikian, dia mengaku tidak mengetahui skenario untuk menutup kekurangan yang lain.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI Jakarta Novizal Marunda mengatakan untuk menutup kekurangan rusun tersebut akan memperbaiki 2.480 unit rusun dari APBN. Menurutnya, rusun yang dibangun sekarang cukup untuk menampung warga.
Selain itu, dia mengaku di beberapa tempat akan mengeluarkan penghuni rusun yang tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan, sisa kepala keluarga, menurutnya tidak semua warga Waduk Pluit mau menempati rusun tapi lebih memilih mencari tempat lain. ‘’Tidak semuanya mau, mereka lebih senang cari tempat lain daripada Marunda,’’ kata dia.
Dia mengatakan ke depan tower Tambora akan ditinggikan dari lima lantai menjadi 16 lantai. Sedangkan, tahun 2013 akan dibangun enam rusun. Di antaranya dua rusun berlantai 16 di Tambora dan Tanah Abang. Sedangkan, empat rusun berlantai 6 sampai delapan di Rawa Bebek, Jatinegara Kaum, Pulogebang, dan Pinus Elok.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan melakukan pemutihan terhadap rusun-rusun yang sudah dibeli orang tidak memenuhi persyaratan. Begitu pemutihan, menurutnya pemilik lama hilang. Karena itu, mereka tidak akan berani lagi membeli rusun.
Menurutnya, pemberishan akan dilakukan di seluruh rusunawa. Dia mengatakan jika orang membeli rusun di Jakarta maka pemerintah akan mengalami kerugian. Sebab, rusun merupakan aset DKI Jakarta.
‘’Mau bangun rusun tidak cukup apalagi kalau dijual lagi,’’ kata dia.