Jumat 25 Jan 2013 14:38 WIB

Badan Ketahanan Pangan Ingatkan Soal Distribusi

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
Kebutuhan pokok dijual di pasar, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kepala Badan Ketahanan Pangan Kemneterian Pertanian, Achmad Suryana, mengingatkan pemerintah agar fokus menjaga rantai distribusi pangan agar tidak terputus. Imbas cuaca ekstrem masih menjadi hambatan distribusi produk pertanian.

"Pemerintah sebaiknya sudah punya rencana," ujar Achmad ditemui Republika di Ritz Carlton, Jumat (25/01).

Hingga saat ini menurut Achmad, imbas cuaca ekstrem belum menggangu ketahanan pangan nasional. Cadangan beras di gudang Bulog masih mencukupi selama empat bulan kedepan. Sementara bulan April nanti para petani kembali melakukan panen raya.

Pemerintah juga tidak menutup kemungkinan importasi jika terjadi kekurangan selama tidak menimbukan distorsi pasar. Importasi masih dibutuhkan selama menunggu masa panen. Namun setelah panen raya, importasi bisa berhenti karena pasokan melimpah. "Masalah saat ini adalah distribusi, bukan produksi," ujar Mentri Pertanian, Suswono di lokasi yang sama.

Suswono mencontohkan importasi yang segera dilakukan untuk komoditas bawang merah. Importasi bisa dilaksanakan selama waktu dan jenis produk tepat sasaran. Petani memang sudah setuju impor bawang untuk memenuhi kebutuhan nasional. Impor akan dilaksanakan Februari hingga Mei mendatang. Namun petani menuntut ketegasan pemerintah untuk menyetop impor jika panen di bulan April sudah terlaksana.

Lebih jauh menurut Mentan kenaikan harga produk pertanian masih terbilang wajar. Asal tidak berlebihan, gejolak harga yang terjadi bisa dimaklumi. Petani memprediksikan harga beras semakin tinggi. Puncak musim penghujan diperkirakan terjadi dua minggu lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement