Jumat 25 Jan 2013 13:46 WIB

Pascabanjir, Tetap Sekolah Bermodal Sandal Jepit

 Tumpukan buku-buku pelajaran yang basah akibat banjir di SDN 07 Petamburan,Jakarta Barat,Senin (21/1).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Tumpukan buku-buku pelajaran yang basah akibat banjir di SDN 07 Petamburan,Jakarta Barat,Senin (21/1). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

Oleh Aldian Wahyu Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Suasana kelas terkesan sepi. Banyak murid yang menopang dagu dengan lipatan tangan di meja. Mereka tampak lesu saat mengikuti pelajaran.

Akibat banjir, mereka bersekolah hanya menggunakan sandal jepit dan kaos lengan pendek. Walau buku pelajaran mereka hanyut, murid-murid SDN 01 Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur tetap menimba ilmu demi masa depan mereka.

Slogan negara ini, Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda tetapi satu jua diaplikasikan pada kegiatan belajar mengajar. Meski kostum sekolah berbeda, namun mempunyai satu tujuan. Yakni, ingin mencapai cita-cita yang setinggi langit.

Sekitar 95 persen dari total murid yang berjumlah 565 murid terkena bencana banjir. Tak hanya perabotan rumah, peralatan sekolah pun ikut hanyut dan basah karena air bah. 

Siswi kelas lima,  Chaerunnisa, merasa mendapatkan pengalaman unik karena bersekolah tanpa menggunakan seragam seperti biasanya. Menurutnya, buku, baju dan seragam sekolah sangat dibutuhkan oleh para anak didik di sekolah itu. Bantuan yang ada masih minim dan kurang untuk dibagikan secara merata untuk mereka. 

Seorang guru Juleha mengatakan, bantuan yang ada sekarang memang masih minim. Seragam sekolah baru bisa mencukupi murid kelas lima dan enam saja. 

Di sekolah, kata Juleha, kebanyakan tinggal di daerah rawan banjir seperti di Tanah Rendah dan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Akibatnya di hari-hari pertama sekolah seperti biasa, banyak yang izin dan alfa karena masih dilanda banjir.

Hari pertama sekolah, ujar dia, mulai pada Senin minggu ini. Namun pada hari ini, Jumat (25/1) sudah mulai hadir seluruhnya. Banjir juga mengacaukan jadwal yang sudah dibuat sekolah. Juleha menuturkan, pada hari Senin (21/1) seharusnya sekolahnya melaksanakan try out untuk siswa kelas enam. Try out itu pun diundur pada Senin (28/1).

Kepala SDN 01 Kampung Melayu Nasiri Chaeruddin mengatakan, sebelumnya sekolahannya beralih fungsi menjadi tempat pengungsian. Sekitar 380 warga mengungsi di sekolah itu.

Tadi, kata Nasiri, rapat sekolah diadakan untuk mengantisipasi adanya hujan deras dan peluang banjir pada Ahad (27/1) lusa. Pihaknya akan terus waspada hingga bencana usai.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement