Jumat 25 Jan 2013 11:30 WIB

Tarif Borobudur Naik, Okupansi Hotel Terancam

Rep: Antara/ Red: Nidia Zuraya
Candi Borobudur
Candi Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kenaikan tarif masuk objek wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko berpotensi memengaruhi penurunan okupansi hotel tahun ini. "Kenaikan tarif masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko yang dinilai terlalu tinggi tentu berpotensi memengaruhi okupansi tiap-tiap hotel di provinsi ini," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono, Jumat (25/1).

Harga tiket masuk kawasan Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko yang ada di bawah pengelolan PT Taman Wisata Candi (TWC) pada awal tahun ini dinaikkan menjadi 20 dolar AS per orang. Menurut Deddy, penurunan okupansi hotel khususnya yang disebabkan menurunnya wisatawan mancanegara akan benar-benar terjadi apabila kenaikan tarif masuk objek wisata tidak segera dikendalikan.

"Khususnya terkait potensi penurunan wisman karena tarif yang naik khusus bagi mereka. Ini sangat mungkin terjadi apabila kenaikan tarif tidak segera dikendalikan," ujarnya. Diakui Deddy, dengan mahalnya tiket masuk, maka tiap hotel di DIY dapat menglihkan promosi wisata ke objek-objek wisata lain selain Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.

Hal lain yang perlu diperhatikan dengan kenaikan tersebut, katanya, dikhawatirkan memengaruhi citra wisata di DIY yang akan dinilai mahal di kalangan wisatawan mancanegara (wisman). "Dengan imej yang mahal tentu mereka mencari opsi wisata lain diluar DIY," tambah Deddy.

Dia mengaku khawatir jumlah wisman yang menyewa kamar hotel di DIY yang sebelumnya selama 2012 mencapai 180.000 wisman akan merosot pada tahun ini akibat potensi munculnya kesan mahal pariwisata di DIY.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Sinang Sukanta mengingatkan pihak pengelola objek wisata untuk tidak mudah menaikkan tarif masuk melainkan harus dengan alasan yang rasional. "Kami dari Dinas Pariwisata hanya bisa mengingatkan pihak pengelola objek wisata untuk tidak serta-merta menaikkan harga tiket apalagi tidak disertai alasan yang rasional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement