Kamis 24 Jan 2013 14:11 WIB

Dana Umat akan Disulap Jadi 120 Masjid

Rep: Agus Raharjo/ Red: Nidia Zuraya
Masjid Nurul Barkah, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Agung Supri
Masjid Nurul Barkah, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Agama (Kemenag) akan mulai memanfaatkan Dana Abadi Umat (DAU) tahun ini. Namun, realisasi pemanfaatan DAU masih menunggu aturan sebagai dasar pemanfaatannya.

Selama ini DAU memang menjadi dana yang tidak bisa disentuh dan dibiarkan mengendap. Pada tahun 2009, DAU yang terdapat di Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag baru berkisar Rp 1,7 triliun. Saat ini jumlahnya sudah mencapai Rp 2,2 triliun.

Menteri Agama Suryadharma Ali mengatakan, pihaknya akan mulai memanfaatkan DAU yang terus meningkat jumlahnya ini. Dengan DAU, kata dia, pihaknya tengah merancang akan membangun masjid di Indonesia dengan DAU. Pembangunan masjid hanya akan menggunakan nilai manfaat dari DAU yang disimpan di lembaga keuangan.

"Kalau dana sebesar Rp 2,2 triliun, manfaatnya 5-7 persen berarti Rp 120 miliar per tahun. Kalau bangun masjid butuh Rp 1 miliar, maka dalam setahun kita bisa bangun 120 masjid," kata Suryadharma Ali saat membuka Tasyakur Haji dan Musyawarah Kerja Nasional Asosiasi Bina Haji dan Umroh (Asbihu) Nahdlatul Ulama di Asrama Haji Pondok Gedhe, Rabu (23/1) malam.

Suryadharma menambahkan, rencana ini bahkan akan melebihi capaian di masa pemerintahan mantan presiden Soeharto yang membutuhkan 32 tahun untuk membangun masjid. Dengan memanfaatkan nilai manfaat DAU, Kementerian Agama akan merealisasikan 1000 masjid di Indonesia hanya dalam 8 tahun.

Namun, pemanfaatan DAU belum dapat direalisasikan dalam waktu dekat karena Kementerian Agama masih terbentur dengan Undang-Undang. Menurut Suryadharma, untuk dapat mengakses nilai manfaat DAU harus dibentuk Badan Khusus Pengelola DAU. Hal inilah yang saat ini tengah dikejar oleh Ditjen PHU. Agar nilai manfaat DAU dapat diakses tahun ini untuk merealisasikan pembangunan masjid di seluruh Indonesia.

"Saya inginnya dana itu untuk program yang bukan abstrak. Kalau digunakan ada bukti fisiknya, yaitu masjid senilai Rp 1 miliar," tambah dia. Program abstrak yang dimaksud Suryadharma adalah program seperti pembinaan, pelatihan atau program rapat-rapat. Sebab, program itu tidak akan kelihatan bukti fisiknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement