REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya sektor perbankan dan perumahan yang paling sering mendapatkan komplain dari para konsumen. Ternyata Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga kerap menerima pengaduan yang terkait dengan sektor telekomunikasi.
Berbeda dengan perbankan dan perumahan, sektor telekomunikasi banyak diadukakn karena adanya informasi yang menyesatkan dalam iklan penyedia jasa operator telekomunikasi. "Permasalahan dari pengaduan di sektor telekomunikasi adalah kepada sisi iklan," kata Ketua Bidang Pengaduan dan Hukum Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI), Sularsi di Jakarta, Rabu (23/1).
Menurut Sularsi, beragam informasi yang tercantum di dalam sejumlah iklan telekomunikasi ternyata tidak benar atau apa yang dijanjikan dalam iklan ternyata tidak direalisasikan. Dengan kata lain, ujar dia, titik pangkal dari perdebatan antara konsumen dan operator telekomunikasi adalah dimulai dari klaim informasi yang terdapat dalam sejumlah iklan.
Ia memaparkan, pengaduan warga yang masuk ke YLKI terkait telekomunikasi kini juga berubah dari aduan tentang pulsa kini menjadi aduan tentang pelayanan jasa internet. "Dulu lebih banyak aduan pulsa, sekarang lebih banyak atau mayoritas adalah internet, yang berjumlah 22 pengaduan atau 31,4 persen dari 70 pengaduan di permasalahan jasa telekomunikasi sepanjang 2012," paparnya.
Sularsi juga menuturkan, jumlah aduan terbanyak kedua setelah terkait internet adalah permasalahan tagihan yang tiba-tiba membengkak sebanyak 11 pengaduan atau 15,7 persen.
Sementara itu, Ketua Harian YLKI Sudaryatmo mengatakan, jumlah pengaduan terkait sektor telekomunikasi dinilai masih cenderung stabil dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut, menurutnya, tidak terlepas dari faktor masih rendahnya budaya bagi warga masyarakat untuk melakukan pengaduan konsumen di Indonesia. "Warga yang mengadu itu seperti fenomena gunung es karena yang tampak permukaan masih sangat sedikit," tuturnya.
Padahal, ungkap dia, jumlah aduan konsumen dapat dijadikan sebagai bahan untuk melakukan investasi lebih lanjut dan kemudian juga bisa dipergunakan untuk mengambil langkah perbaikan.
Jumlah pengaduan yang masuk ke YLKI sepanjang 2012 hanya 620 pengaduan, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 25.280 pengaduan yang masuk ke Hongkong Consumer Council pada 2012, atau yang masuk ke dalam National Consumer Complaints Center Malaysia (32 ribu pengaduan) dan National Consumer Helpline India (70 ribu pengaduan). N