Rabu 23 Jan 2013 08:12 WIB

Cuaca Ekstrem, Hasil Laut Menurun

Rep: Mohammad Iqbal/ Red: M Irwan Ariefyanto
Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.
Foto: http://www.ekobiz-parepare.com
Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan mengaku adanya penurunan hasil laut akibat cuaca ekstrem yang tengah melanda Tanah Air.  Hal tersebut disebabkan banyaknya nelayan tidak dapat melaut. 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo menyebut 40 hingga 50 persen nelayan di sekitar Tanjung Priok tidak melaut sama sekali.  "Kita lihat (penurunannya).  Tergantung berapa hari (tidak dapat melaut)," tutur Sharif di kantor Kemenko Perekonomian.

Khusus untuk Jakarta, Sharif menyebut hasil laut, khususnya ikan tidak masalah.  KKP masih memiliki stok 500 ton ikan di Muara Baru dan Muara Angke.  Akan tetapi, distribusi ikan dari Muara Baru terkendala akibat banjir yang menggenangi kawasan itu.  "Intinya ikannya ada, tapi distribusinya ga jalan," kata Sharif.

Sharif menyebut beberapa di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur terkena dampak terbesar dari cuaca ekstrem ini.  Sebab dari hari ke hari, jumlah nelayan yang tidak dapat melaut terus mengalami peningkatan.  Berapa presentasenya?"Hitungannya belum tahu persis.  Presentasenya sedang dilacak."Politisi Partai Golkar ini menambahkan, KKP berupaya untuk memberikan kompensasi kepada nelayan yang tidak dapat melaut.  Sedangkan upaya lainnya berupa anjuran tidak melaut apabila cuaca ekstrem mengakibatkan gelombang tinggi di lokasi melaut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement