Selasa 22 Jan 2013 07:04 WIB

Pedagang Daging Sapi di Kabupaten Bandung Mogok Jualan

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: M Irwan Ariefyanto
Daging sapi (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging sapi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SOREANG -- Pedagang daging sapi di Kabupaten Bandung mogok jualan. Hal ini dikarenakan tingginya harga daging sapi yang tak kunjung menurun. Untuk menanggulangi masalah tersebut, Dinas Peternakan Kabupaten Bandung berencana mengumpulkan para pedagang daging sapi.

Salah seorang pedagang daging di Pasar Soreang, Yuyun Yundani mengatakan, para pedagang daging sapi melakukan mogok berjualan mulai Senin (21/1). Sejak pagi para pedagang sapi tidak membuka lapaknya. Menurutnya, mogok jualan yang dilakukan para pedagang daging sapi sampai tiga hari ke depan. "Semua tutup, paling cuma pedagang daging kambing atau domba yang jualan. Kemarin juga hanya sampai jam 12.00 WIB jualannya. Tiga hari mogoknya," ujarnya, kepada ROL, Selasa (22/1).

Menurut Yuyun, harga jual daging sapi terakhir di Pasar Soreang Rp 85 ribu per kilogram. Kurangnya pasokan daging sapi yang masuk ke Kabupaten Bandung menjadi alasan para pedagang penyebab kenaikan harga daging sapi di pasaran. "Pasokan daging yang masuk terbatas, sehingga harga naik. Para pedagang minta harga turun, sehingga penjualan daging bisa stabil," kata dia.

Kepala Bidang Bina Usaha Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung, Roza Delwina menduga mogoknya pedagang daging sapi di sejumlah pasar tradisional, karena mereka ingin pemerintah memperbesar pasokan daging impor. Pihaknya belum menerima laporan secara langsung. "Kami sih inginnya mengumpulkan para pedagang daging sapi, sehingga mengetahui keinginan mereka. Mungkin karena merasa pasokan sapi kurang, mereka meminta keran impor diperbesar," tuturnya.

Menurutnya, sebenarnya pemerintah menginginkan agar peternak sapi lokal bisa menjadi pemasok utama daging sapi, sehingga daging sapi impor dibatasi. Namun, di Kabupaten Bandung sendiri, peternak sapi lokal belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi. "Peternak sapi potong di Kabupaten Bandung memang sulit untuk membudidayakan mulai dari pembibitan hingga pemotongan. Selama ini sapi lokal hanya dipersiapkan untuk Idul Adha saja, sedangkan kebutuhan sehari-hari kebutuhan daging dari Jawa Timur dan Jawa Tengah," paparnya.

Roza menuturkan, selama ini jumlah pemotongan sapi potong di Kabupaten Bandung mencapai 13.535 ekor per tahun. Dengan demikian dalam sehari rata-rata ada 37 ekor sapi yang dipotong di 11 rumah potong hewan (RPH) yang ada di Kabupaten Bandung. Sementara jumlah sapi di Kabupaten Bandung ada 37.089 ekor. Jumlah tersebut adalah total keseluruhan mulai dari sapi anakan sampai yang sudah siap dipotong, dengan komposisi 70 persen sapi jantan, 30 persen sapi betina. "Kemampuan sapi lokal, hanya sekitar dua ribu sapi per tahun. Itu pun hanya memenuhi untuk Idul Adha saja," tuturnya.

Ia mengimbau kepada para pedagang daging sapi agar tidak lama melakukan mogok berdagang. Pasalnya kebutuhan daging sapi setiap hari pasti ada. Roza meminta agar permasalahan ini dilakukan penyelesaian secara bersama-sama. "Kami akan melakukan koordinasi juga dengan Diskoperindag. Para pedagang sapi juga rencananya akan kami undang, agar masalah ini bisa diselesaikan, jangan sampai masyarakat kesulitan memperoleh daging sapi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement