Senin 21 Jan 2013 05:17 WIB

Waduh, Makin Susah Nyambel, Ini Pemicunya

Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Seorang pedagang menata dagangan cabainya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU---Petani di Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat gagal panen akibat hujan yang turun secara intensif selama sebulan terakhir.

Pantauan di Majene, Senin, puluhan hektare tanaman cabai yang dibudidayakan petani tampak rusak akibat hujan deras yang turun terus menerus di daerah itu selama sebulan terakhir.

Tanaman cabai mereka tampak membusuk dengan daun menguning sehingga tidak dapat dipanen oleh petani. Petani diperkirakan mengalami kerugian hingga ratusan juta akibat gagal panen cabai tersebut.

Seorang petani setempat, Dulla, mengatakan petani rugi karena tanaman cabai yang mereka budidayakan selama tiga bulan terakhir itu rusak.

Petani setempat, katanya, tidak punya penghasilan dari budi daya petani yang berbiaya tinggi itu akibat hujan yang merusak tanaman mereka.

"Petani hanya bisa pasrah pada keadaan alam dan merugi hingga ratusan juta, karena gagal memanen cabai. Petani kini kehilangan pendapatan untuk menafkahi keluarga," katanya.

Ia mengatakan saat panen tiga bulan lalu, produksi cabai petani setempat cukup menjanjikan karena mencapai satu ton per hektare, sedangkan harga jual sekitar Rp 18.000 per kilogram.

"Namun, akhirnya petani mengalami kerugian mencapai ratusan juta, karena biaya produksi seperti mencegah hama dan pemupukan cukup mahal bagi petani, akibat hujan yang tidak bersahabat, merusak tanaman mereka," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat membantu petani cabai agar tidak menghadapi kesulitan ekonomi karena rugi dalam budi daya hortikultura itu.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement