Ahad 20 Jan 2013 23:34 WIB

Di Yogyakarta, Pasar Tradisional Dilengkapi Klinik Kesehatan

Rep: Yulianingsih / Red: Citra Listya Rini
Pasar Tradisional
Foto: kabartop.com
Pasar Tradisional

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tidak lama lagi, pasar tradisional di Kota Yogyakarta akan dilengkapi dengan klinik kesehatan. Klinik kesehatan ini akan melayani kebutuhan pemeriksaan kesehatan para penghuni pasar baik pedagang maupun konsumen yang datang ke pasar tersebut.

Sebagai pilot project pembuatan klinik kesehatan di pasar tradisional, Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) Kota Yogyakarta akan membuka klinik kesehatan di Pasar Beringharjo Yogyakarta. "Kita mulai dari Pasar Beringharjo dahulu," terang Kepala Dinlopas Kota Yogyakarta Suyana, Ahad (20/1).

Klinik kesehatan tersebut dibuka atas kerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat. Klinik untuk para pedagang dan pembeli ini akan dibuka secara resmi, Rabu (23/1) mendatang.

Ke depan, pihaknya berharap 32 pasar tradisional di Yogyakarta memiliki klinik kesehatan tersendiri. Hal ini sesuai dengan program pasar sehat 2013 ini. “Selain Beringharjo, nanti klinik kesehatan akan dibangun di Pasar Giwangan dan Prawirotaman," tambahnya.

Menurutnya, pembangunan klinik kesehatan di pasar tersebut sebagai upaya mewujudkan program pasar sehat yang bisa dimanfaatkan pengunjung ataupun pedagang di Beringharjo. Kriteria pasar sehat antara lain dilihat dari kebersihan sanitasi, keberadaan kader-kader kesehatan, pengolahan limbah, termasuk ketersediaan ruang pemeriksaan kesehatan (klinik).

Menurutnya, kawasan pasar membutuhkan klinik kesehatan tersendiri. Pasalnya sebagai tempat pertemuan banyak orang, maka berbagai penyakit menular mudah dijumpai di pasar tradisional.

Kepala Bidang Pengembangan Dinlopas Kota Yogyakarta, Rudi Firdaus mengatakan, klinik tersebut dirancang seluas  9 x 3 meter persegi. Terdiri dari ruang tunggu, ruang pelayanan pasien dan obat, ruang periksa serta ruang penyimpanan obat-obatan dengan anggaran mencapai Rp 170 juta.

Selain itu, klinik tersebut dilengkapi dengan fasilitas medis antara lain tandu emergency, kursi roda, tabung oksigen, tensimeter dan lain sebagainya.

“Ada 37 kader kesehatan yang sudah disiapkan. Adapun tenaga medisnya akan diambil dari tiga Puskesmas secara bergantian seperti dari Puskemas Gondomanan dan Kraton,” terangnya.

Menurutnya, pada awalnya  ada 40 kader yang akan dilatih soal Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Namun, tiga kader yang disiapkan mengundurkan diri karena sakit. Mereka merupakan para  pedagang, serta petugas keamanan  dan pegawai Dinlopas.

"Klinik tersebut akan buka setiap hari dari Senin-Jumat pukul 10.00 hingga 12.00 WIB,” tambahnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tuty Setyowati menjelaskan, selain terkendala ketersediaan dana, pihaknya juga masih terkendala keterbatasan SDM untuk merealisasikan klinik-klinik kesehatan di pasar tradisional di seluruh Yogya.

"Idealnya,  memang masing-masing pasar ada klinik kesehatan sendiri-sendiri," kata dia.

Namun, karena keterbatasan tenaga medis tersebut pihaknya baru memprioritaskan pada pasar-pasar induk dan tujuan wisata terlebih dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement