REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan air bersih para pengungsi banjir harus terpenuhi agar mereka dapat terhindar dari segala macam penyakit dan dapat hidup secara layak di lokasi pengungsian, kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zaenal Abidin.
Hal yang krusial dari dampak banjir adalah masyarakat yang kesulitan untuk mendapatkan air bersih, kata Zaenal melalui keterangan pers tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ketersediaan air bersih untuk para pengungsi ini diantara lain untuk keperluan minum, memasak dan Mandi Cuci Kakus (MCK). Menurut Zaenal, banyaknya penyakit yang menjangkit warga korban banjir seperti infeksi jamur kulit, diare, kolera, disentri dan tipus disebebkan karena sulitnya memperoleh air bersih.
Menurut data IDI, sejumlah penyakit yang paling banyak melanda korban banjir di lokasi bencana maupun di tempat pengungsian adalah ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), infeksi jamur kulit, diare, penyakit lambung, sakit kepala, sakit otot, penyakit gigi dan mulut, penyakit pada mata dan telinga, serta penyakit akibat luka benda tajam.
Selain itu, PB IDI juga sudah mewaspadai datangnya berbagai macam penyakit dengan menyiapkan posko-posko pelayanan kesehatan di sejumlah lokasi di Jakarta
Pos-pos pelayanan kesehatan yang dikoordinasikan PB IDI terdapat di Jakarta Timur, yakni pos Gereja Koinonia, Matraman, pos Masjid Khairul Anam RW 6 Kampung Melayu dan Pos di RW 3 Kampung Pulo.
Selain itu terdapat dua posko yang disiapkan di daerah Rawa Jati dan Rawa Buaya, Jakarta Barat.
Instalasi Penjernih Air
Oleh karena kebutuhan air bersih, PB IDI bekerjasama dengan Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB segera mengoperasionalkan dua unit mobil Instalasi Penjernih Air yang berguna untuk menghasilkan air bersih untuk para pengungsi yang membutuhkan.
Selanjutnya, dua mobil instalasi ini akan ditempatkan di dua titik lokasi sumber air terdekat dan mudah diakses oleh mobil tangki yang nantinya akan didistribusikan ke lokasi-lokasi pengunsian.
"Ini merupakan upaya-upaya antisipatif untuk penanggulangan masalah kesehatan melalui upaya perbaikan kualitas air melalui distribusi air bersih," kata Zaenal.