Sabtu 19 Jan 2013 22:06 WIB

Tim SAR: Tito Selamat karena Kehendak Tuhan

Tim gabungan yang terdiri TNI, Polri, Basarnar, dan Dinas Pemadam Kebakaran berupaya melakukan pencarian korban banjir di basement Plaza UOB, Jakarta, Jumat (18/1) malam.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tim gabungan yang terdiri TNI, Polri, Basarnar, dan Dinas Pemadam Kebakaran berupaya melakukan pencarian korban banjir di basement Plaza UOB, Jakarta, Jumat (18/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dheni Suncoko dari Komando Distrik Militer Jakarta Pusat tak berhenti bersyukur. Perasaan haru setelah berhasil menyelamatkan Tito dari basement Plaza UOB ia rasakan.

Meski pun begitu, ia lebih memandang upaya itu sebagai kehendak Tuhan. Dengan rendah hati ia berkata, andai bukan dirinya, jika Tuhan berkehendak, maka korban akan tetap diselematkan oleh orang lain. 

"Tanpa mukjizat Tuhan tidak mungkin bisa selamat. Orang mungkin berpikir, mana mungkin selamat dalam waktu 1x24 jam," kata Dheni, Sabtu (19/1).

Dheni merupakan salah seorang petugas yang mengevakuasi Tito yang sebelumnya terjebak di basement Plaza UOB. Setelah 24 jam lebih terjebak di basement, kini Tito tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo, Jakarta Pusat.   

Menurut Dheni, bisa menyelamatkan seseorang memiliki arti yang besar. Khususnya bagi tim SAR. Karena dapat mempersembahkan kepada keluarga korban sesuatu yang maksimal. Yaitu, korban bisa selamat seperti diinginkan keluarga.

Bersama empat rekannya Dheni menyelam menyusuri empat basement Plaza UOB yang terendam air banjir. Mereka menggunakan perahu. Satu orang di perahu menjaga tali. Sedangkan Dheni dan tiga lainnya menyelam sambil memegang tali. 

Ia menjelaskan, proses evakuasi korban memang menghadapi sejumlah kendala. Misalnya, kurangnya penerangan dan  warna air yang keruh bercampur bensin serta solar kendaraan yang terjebak dalam lantai dasar gedung tersebut.

Dheni menyelam menggunakan tabung gas, pelampung, masker kaca mata, kaki katak, dan alat snorkling. Mental dan tekad kuat bermotif kemanusiaan menjadi modal utama bagi petugas dalam mengevakuasi korban.

Saat proses evakuasi berlangsung, ujar dia, Tito memandu petugas dengan berteriak. Korban ditemukan di basement 1 dalam waktu 45 menit sejak penyelaman.

Menurutnya, Tito bertahan dari banjir karena berpegangan pada pipa paralon. Dengan terus berupaya mencari udara di atas pipa.

"Badannya tidur di atas pipa yang terendam air dan berpegangan terus. Hanya kepalanya saja naik turun mencoba bernapas. Intinya kami bersyukur korban selamat," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement