REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu A mengatakan ketinggian air di wilayahnya masih mencapai 2,7 meter, namun sudah ada warga yang kembali ke rumah masing-masing.
"Ketinggiannya berkisar antara 30-270 centimeter," kata Bambang di Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan hingga Sabtu (19/1) pukul 12.00 WIB total pengungsi di Kelurahan Kampung Melayu mencapai 5.200 orang.
Jumlah itu terpantau dari 81 RT dan 8 RW di wilayah Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur.
"Mereka ada di Jalan Jatinegara, masjid, dan di kelurahan," katanya.
Pihak Kelurahaan Kampung Melayu masih menginvetarisasi jumlah pengungsi karena saat ini sudah banyak warga yang kembali ke rumah masing-masing.
Dia mengatakan masih ada warga yang bertahan di rumahnya karena sudah terbiasa menghadapi banjir.
"Mereka banyak yang bertahan karena faktor kebiasaan mereka bahwa mereka tahu kalau Pintu Air Katulampa segini jadi ketinggian air di sini berapa. Jadi mereka sudah terbiasa dan tahu," katanya.
Dia mengatakan untuk konsumsi makan pengungsi sudah mencukupi karena banyak bantuan dari lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Untuk tenda pengungsi yang berukuran besar ada 21 buah dari TNI dan BNPB dan yang kecil jumlahnya banyak dari masyarakat," katanya.
Menurut dia, ketersediaan air bersih juga mencukupi karena ada enam tangki air bersih yang disediakan dari pihak BNPB, TNI, dan Kementerian Pekerjaan Umum.
Namun dia mengatakan ketersediaan air bersih itu belum diimbangi dengan ketersediaan fasilitas MCK.
Sebelumnya, Bambang mengakui fasilitas umum untuk mandi, cuci, dan kakus masih kurang untuk pengungsi di wilayah Kampung Melayu.