Jumat 18 Jan 2013 22:15 WIB

'Sijampang' Ungkap Penyebab Banjir Jakarta

Sejumlah rumahwarga bertahan di atap rumah yang terendam banjir di bantaran sungai Ciliwung, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Jumat (13/1).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sejumlah rumahwarga bertahan di atap rumah yang terendam banjir di bantaran sungai Ciliwung, Kampung Melayu, Jakarta Timur. Jumat (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Radar Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengungkapkan banjir Jakarta pada Kamis (17/1) lalu disebabkan seruak angin musim timur laut atau 'northeasterly monsoon surge'. Angin musim itu datang dari Laut Cina Selatan memasuki Jakarta dan sekitarnya.

"Fenomena ini menyebabkan debit Sungai Ciliwung pada 17 Januari lebih dari 650 m3/detik. Sehingga, sungai meluap melampaui tanggul dan menyebabkan banjir di pusat Kota Jakarta," kata Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana BPPT, Dr Udrekh, Jumat.

Teknologi Radar Cuaca BPPT mampu memantau pergerakan curah hujan ekstrem dengan resolusi 500 meter (ukuran sel terkecil yang dapat dideteksi). Datanya dapat disediakan setiap 6 menit. Data ini merupakan data penting untuk mendeteksi fenomena ekstrem yang dapat menyebabkan banjir.

Informasi sebaran hujan, intensitas hujan dan informasi pendukung lainnya juga ditampilkan dalam bentuk informasi spasial yang dapat diakses oleh masyarakat dan pengambil keputusan melalui web, sms, smart phone maupun jejaring sosial.

Sistem informasi hujan dan genangan berbasis keruangan yang dinamakan "Sijampang" itu dikembangkan BPPT sejak 2009.

''Radar 'Sijampang' juga handal untuk memberikan peringatan dini banjir kepada masyarakat oleh pengambil keputusan,'' ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement