Jumat 18 Jan 2013 15:23 WIB

Pindahkan Ibu Kota? Marzuki: Banyak Negara Berhasil

Suasana Jalan Sudirman yang tergenang banjir yang melumpuhkan lalu lintas kawasan tersebut, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Suasana Jalan Sudirman yang tergenang banjir yang melumpuhkan lalu lintas kawasan tersebut, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pindahkan ibu kota ke tempat lain? Ketua DPR, Marzuki Alie, mengatakan hal itu telah banyak dilakukan negara-negara di dunia dan berhasil.

Pemindahan pusat pemerintahan inilah yang bisa dijadikan salah satu solusi untuk kondisi DKI Jakarta. Menurutnya, pemindahan ibu kota ke satu area baru yang ditata dengan baik, patut dipertimbangkan dari masalah banjir, sampah, kemacetan, dan lain sebagainya di Jakarta.

“Sudah banyak negara-negara di dunia ini yang memisahkan pusat pemerintahan mereka dengan pusat perdagangan. Ini juga bisa dilakukan oleh Jakarta karena tidak mungkin lagi dijadikan sebagai pusat segalanyan dengan masalah-masalahnya," katanya dalam pernyataan usai membantu korban banjir, Jumat (18/1).

Beberapa contoh negara yang memindahkan ibu kotanya adalah Malaysia, Amerika Serikat, Australia, dan Brasil. "Namanya pusat perdagangan pasti kan banyak mall dan sebagainya yang membuat macet lalu lintas. Ini tentu sangat tidak efektif untuk jalannya pemerintahan,” tambahnya.

Jika pusat pemerintahan dibangun di tempat baru, yang menurutnya paling ideal, adalah di pantai utara, Jakarta dengan upaya reklamasi, maka semua bisa ditata dengan baik. ”Di sana dibangunkan selain fasilitas perkantoran pemerintahan, juga sarana dan prasarana untuk pegawai pemerintahan. Pegawai pemerintahan maupun para pejabat negara semuanya tinggal di sana. Efektivitas pemerintahan pun akan lebih terjamin,” jelasnya.

Pusat pemerintahan itu, menurutnya, harus mendapatkan akses ke Jakarta, bandar udara, dan lainnya. Jika opsi di pantai utara Jakarta yang menjadi pilihan, Marzuki yakin biayanya juga akan lebih murah daripada memindahkan ke wilayah Bogor atau sekitarnya yang tanahnya sudah banyak dikuasai oleh orang kaya dan calo.

Marzuki membantah bahwa usulan pemindahan ini sebagai langkah menggampangkan mengatasi masalah di Jakarta. ”Coba saja sekarang Jokowi pusing hanya untuk memindahkan masyarakat dari bantaran kali. Bagaimana mau menata Jakarta, jika masyarakat di bantaran kali saja sulit dipindahkan?,” tanyanya.

Pemindahan pusat pemerintahan, lanjutnya, bukan berarti meninggalkan masalah Jakarta. Jakarta tetap harus dibenahi karena di dalamnya ada jutaan warga juga yang tinggal di sana selama ini. ”Sekali lagi akan saya katakan akan lebih mudah bagi Jokowi untuk menata Jakarta, jika sebagian beban Jakarta dipindahkan,” imbuhnya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement