REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan pihaknya tahun ini sudah lebih siap dalam menghadapi banjir jika dibandingkan dengan tahun lalu.
"Namun demikian, kami tidak bisa memastikan karena intensitas hujan di suatu kawasan di luar kendali kami, karena itu saya berharap semua warga ikut bersama-sama melakukan pencegahan banjir," katanya di Pemkot Surabaya, Kamis (17/1).
Menurut dia, hampir 80 persen sungai-sungai utama di Surabaya sudah dilakukan pengerukan. Risma mengatakan pencegahan banjir tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus intensif. Ia mencontohkan, tiga bulan lalu, pihaknya sudah mengeruk sungai di Ketintang.
"Tapi sekarang, endapan lumpur sudah tinggi. Jadi, kita keruk lagi," ujarnya.
Parameter lain bahwa Surabaya lebih siap menghadapi banjir, kata Risma, beberapa kawasan langganan genangan air, kini sudah tidak lagi tergenang seperti sebelumnya.
Dia menyebut kawasan Jalan Mayjen Sungkono depan pertokoan Vida yang selama ini sering banjir, kini tidak lagi. "Ketika hujan deras kapan hari, saya cek ke sana sudah tidak ada. Tetapi kita akan terus antisipasi," katanya.
Untuk itu, wali kota juga mengimbau masyarakat ikut proaktif dalam upaya pencegahan banjir. Hal ini dikarenakan kebiasaan warga yang masih sering membuang sampah sembarangan.
"Kebiasaan buruk itulah yang membuat tugas Pemkot menjadi lebih berat. Jika biasanya petugas Dinas Kebersihan mengeruk got, sekarang saya mobilisasi di pintu-pintu air untuk menarik sampah. Itu 24 jam, karena kalau tidak, pompa air kita tidak bisa jalan (rusak)," katanya.
Antisipasi lainnya yang dilakukan Pemkot untuk mencegah banjir adalah dengan memperbanyak rumah pompa. Saat ini sudah ada 49 rumah pompa di Surabaya. Tahun ini, Pemkot akan membangun rumah pompa di Jambangan.