REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daging sapi di Kota Yogyakarta pada Kamis (17/1) mengalami kelangkaan menyusul tidak berjualannya para pedagang daging di pasar-pasar tradisional di kota tersebut. Bahkan beberapa kios penjual daging juga tutup.
Mereka melakukan mogok berjualan akibat tingginya harga daging sapi akhir-akhir ini. Aksi mogok jualan yang dilakukan para pedagang daging ini rencananya akan berlangsung hingga Jumat (18/1).
"Menurut laporan para lurah pasar, aksi mogok ini dilakukan merata di seluruh pasar terutama yang banyak pedagang daging," terang Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (Dinlopas) Kota Yogyakarta, Suyana.
Pasar tradisional yang banyak memiliki pedagang daging adalah Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Kotagede. Di Pasar Beringahrjo sendiri kata dia, sedikitnya ada 100 pedagang daging yang melakukan mogok jualan.
Akibat mogok jualan para pedagang ini, los daging di pasar Beringharjo Yogyakarta kosong. Hanya beberapa pedagang daging ayam dan daging kambing yang berjualan. Daging sapi tak terlihat di jual di pasar tersebut. "Kita tidak punya kewenangan pengendalian harga dan makanan. Kita hanya menyediakan tempat saja," tambahnya.
Sementara itu Antoni Prasetya, Lurah Pasar Beringharjo sisi Timur mengatakan, berdasarkan pantauannya pada Kamis pagi suplayer daging sapi juga tidak datang ke pasar tersebut. "Saya tidak tahu apakah memang tidak ada suplay atau memang karena aksi mogok jualan ini," terangnya.
Selama ini suplay daging di Yogyakarta diperoleh dari Boyolali dan Bantul. Kasie Pengawasan Perdagangan Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Sri Harnani, harga daging sapi memang cukup tinggi. Berdasarkan pantauannya harga daging sapi di sejumlah pasar mencapai rata-rata Rp 88 ribu atau naik dari bulan sebelumnya sebesar Rp 85 ribu/ kilogram.