REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri mengatakan kebutuhan dasar untuk penanganan tanggap darurat banjir yang melanda wilayah ibu kota Jakarta sudah disiapkan.
"Ada banjir atau tidak kita sudah siapkan 'buffer stok'. Untuk Jakarta kita maklumi banjir kali ini cukup membuat kewalahan," kata Mensos di sela-sela kunjungan kerjanya di Sukoharjo , Provinsi Jawa Tengah, Kamis (17/1).
Namun Mensos yakin banjir tersebut bisa ditangani dengan baik karena seluruh kementerian terkait, organisasi masyarakat dan semua pihak turun tangan menangani ekses banjir.
"Musibah banjir Jakarta memang semua Kementerian ikut menangani. Tidak hanya Kementerian Sosial saja yang menangani dapur umum namun untuk penanganan kesehatan Kementerian Kesehatan ikut turun, begitu juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian lainnya," tutur Mensos.
Banjir yang terjadi akibat curah hujan tinggi hingga kali ciliwung meluap menimbulkan korban jiwa, menurut Mensos adanya korban jiwa bukan disebabkan kekurangan pangan tapi akibat faktor cuaca sehingga kedinginan dan sebab lainnya.
Mensos optimis bangsa ini masih kuat sifat kegotongroyongan antarsesama sehingga jika terjadi bencana alam semua pihak ikut turun. Yang dikhawatirkan adalah konflik sosial yang terjadi.
Sebelumnya, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos Margowiyono, mengatakan Pemda DKI Jakarta minta tambahan beras untuk mengamankan stok penyangga (buffer stock) menghadapi bencana banjir.
Saat ini banjir yang sudah melanda sebagian titik di wilayah Jakarta dalam beberapa hari ini menyebabkan stok beras sudah hampir habis. Kemensos saat ini sudah kembali menambah 50 ton beras. Penambahan beras tersebut untuk mengamankan stok yang ada agar tidak habis.
Buffer stok yang bisa dikeluarkan kepala daerah tingkat kabupaten maksimal sebesar 100 ton, kepala daerah tingkat provinsi 200 ton dan Mensos mengeluarkan persediaan lebih dari ribuan ton.