REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur memutuskan untuk bersikap netral dalam Pilkada Jatim atau Pilgub Jatim pada 29 Agustus 2013.
"Secara kelembagaan, kami bersikap tidak memihak untuk menempatkan NU secara bijak dan pilgub tidak memecah persatuan tokoh-tokoh NU," kata Ketua PWNU Jatim KHM Mutawakkil Alallah di Surabaya, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu untuk menjelaskan hasil rapat pleno PWNU Jatim yang dihadiri gabungan syuriah, tanfidziah, lembaga, lajnah, badan otonom NU, mustasyar, dan a'wan di kantor PWNU Jatim di Surabaya (16/1).
Rapat pleno itu dihadiri unsur syuriah yakni KH Miftachul Akhyar (Rais), KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais), KH Syafruddin (Katib), KH Abdul Matin, KH Nuruddin, KH Hasyim Abbas, dan KH Abdurrahman Nafis, KH Farihin, dan lainya.
Peserta rapat dari unsur tanfidziah antara lain KH Mutawakkil Alallah (Ketua), H Masyhudi Muchtar (Sekretaris), HA Wahid Asa, KH Jazuli Nur, Prof H Sonhaji, HM Sholeh Hayat, H Sidiq AR, H Abdi Manaf, H Kikin A Hakim, HM Thohir, dan lainnya. Hadir juga mustasyar PWNU Jatim, KHA Sadid Jauhari, KH Abd Ghofur, Habib Zen Al Kaf.
"Sesuai Khittah 1926, Nahdlatul Ulama sebagai jam'iyyah atau organisatoris tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan manapun," katanya.
Pengasuh Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Probolinggo itu berharap pilgub berjalan demokratis, konstitusional, dan mampu membawa Jawa Timur menjadi lebih baik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi penduduk Jatim bersama.
"PWNU Jatim berada pada posisi nol, tidak memihak, tidak terikat dan tidak mendukung. Namun, bukan berarti NU Jatim tidak mau tahu persoalan yang sedang bergulir," katanya, didampingi Humas PWNU Jatim, Norhadi.
Menurut dia, NU akan menempatkan diri sebagai pengayom, penasehat dan pendamping bagi umat, sekaligus ikut menjaga proses politik pemilihan Gubernur Jatim agar berjalan sesuai dengan etika dan akhlakul karimah.
"PWNU dan segenap jajarannya di semua jenjang dan warga NU se-Jatim bertekad menyukseskan Pilgub Jatim. Secara organisatoris, tidak dalam posisi mendukung atau menolak calon Gubernur dan wakil," katanya.
Bahkan, PWNU Jatim siap mendukung setiap pimpinan daerah yang terpilih secara baik dan sah. "Karena itu segala bentuk kemungkinan munculnya konflik, khususnya antar-warga NU sebagai akibat dari perbedaan aspirasi dalam proses Pilgub Jatim harus ditangkal," katanya.
Oleh karena itu, PWNU juga menyarankan agar semua lembaga, lajnah dan Banom tidak membawa simbol-simbol NU serta pengurus NU, terutama jajaran tertinggi syuriah dan tanfidziah agar tidak terlibat dalam dukung-mendukung calon.
"Bila ada suara yang mendukung calon tertentu yang mengatasnamakan NU maka hal merupakan atas nama pribadi dan bukan atas nama organisasi. Warga NU juga merupakan warga negara yang mempunyai hak politik yang sama sesuai Undang-Undang," katanya.
Hingga kini, dua tokoh NU yang digadang-gadang untuk maju dalam Pilgub Jatim antara lain Ketua PBNU KH Saifullah Yusuf (Wagub Jatim sekarang), Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa, dan tokoh NU lainnya, meski pendaftaran kandidat masih April 2013.