Rabu 16 Jan 2013 19:18 WIB

Ini Penjelasan BMKG terkait Cuaca Buruk di Indonesia

Rep: Fenny Melisa/ Red: Citra Listya Rini
Logo BMKG
Logo BMKG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Meteorologi BMKG Soepriyo mengatakan potensi terjadinya cuaca buruk dengan curah hujan intensitas tinggi selalu terjadi pada puncak musim hujan.

Berdasarkan prakiraan curah hujan bulanan periode musim hujan 2013 yang disampaikan September 2012 lalu menunjukan bahwa puncak musim hujan di wilayah Indonesia terjadi pada Januari hingga Maret 2013.

"Saat-saat itulah cuaca buruk yang ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang umumnya terjadi," kata Soepriyo pada konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/1).

Menurut dia, peluang cuaca buruk dengan intensitas curah hujan yang tinggi terjadi pada rentang waktu antara pertengahan Januari hingga sekitar pertengahan bulan Febuari 2013. Umumnya hujan ringan-sedang pada siang, sore, dan malam hari, ujar Soepriyo.

Dari hasil evaluasi kondisi cuaca yang dilakukan BMKG pada minggu pertama Januari 2013, menunjukan kondisi cuaca masih sangat fluktuatif.

Cuaca buruk yang ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang terjadi pada sore hingga menjelang malam hari secara tidak merata, tersebar di Sumatera bagian barat dan Selatan, Jawa, Kalimantann bagian selatan dan timur, Sulawesi, Maluku tengah dan tenggara, serta Papua.

Sementara itu, pada evaluasi kondisi cuaca pekan kedua Januari 2013, BMKG mencatat aktivitas cuaca semakin meningkat akibat dampak dari munculnya badai tropis Narelle di perairan sebelah barat Laut Australia pada 8-15 Januari 2013.

Adanya badai tropis Narelle memicu peningkatan curah hujan intensitas tinggi di Sumatra bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian Selatan. Narelle juga menyebabkan peningkatan kecepatan angin dan gelombang laut di wilayah perairan Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Flores, dan perairan selatan Jawa, Laut Banda, Laut Aru, dan Laut Timor.

Kepala Pusat Informasi Metereologi Publik BMKG RM Prabowo menyampaikan prediksi cuaca tiga hari kedepan. Prabowo mengatakan untuk jangka waktu dua hingga tiga hari ke depan diperkirakan intensitas curah hujan dan gelombang tinggi akan berkurang.

"Pada saat ini kondisi cuaca secara umum dipengaruhi oleh adanya daerah pertemuan angin yang memanjang mulai dari Sumatera bagian selatan, Jawa, hingga Nusa Tenggara, yang menyebabkan intensitas curah hujan menjadi berkurang jika dibandingkan dengan periode sebelumnya," kata Prabowo.

Prabowo menambahkan diperkirakan akan ada peningkatan aktivitas cuaca di wilayah Sumatera Selatan dan Jawa akibat adanya peningkatan aktivitas Monsun Asia. Meski begitu, belum ada tanda-tanda munculnya badai tropis baru.

"Badai tropis Narelle sudah punah pada (15/1) lalu dan belum ada tanda-tanda akan muncul badai tropis yang baru," jelas Prabowo.

Kemudian, prospek cuaca pada periode musim hujan 2013 berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer untuk periode musim hujan hinga Maret. Menurut Prabowo, secara umum menunjukkan tren yang semakin menurun.

Namun, ia mengimbau masyarakat tetap perlu waspada pada rentang waktu hingga pertengahan Febuari 2013 karena peningktan aktivitas cuaca dengan intensitas tinggi masih dapat terjadi.

"Untuk kondisi cuaca Jabodetabek tiga hari ke depan kondisinya akan membaik dan diperkirakan curah hujan meningkat khsusnya untuk wilayah Depok dan Bogor," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement