REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini keberadaan hutan di Pulau Jawa hanya tinggal 19 persen. Padahal, harusnya jumlah tersebut mencapai 30 persen.
Direktur Utama Perhutani, Bambang Sukmananto, mengatakan jumlah hutan masih cukup banyak pada masa reformasi. Namun, tak lama kemudian banyak terjadi penebangan liar.
"Selama sepuluh tahun kami berusaha keras meningkatkan kualitas hutan," ujar Bambang di Gedung Bidakara, Jakarta, Rabu (16/1). Saat ini Perhutani ditugasi oleh Kementerian Kehutanan menanam 50 hektare pohon per tahun.
Berkurangnya jumlah hutan menyebabkan daerah resapan kesulitan menahan air. Akibatnya, saat ini terjadi bencana seperti banjir dan longsor khususnya di musim penghujan seperti sekarang. Berkurangngnya kuantitas hutan juga menimbulkan ketersediaan air baku susah didapat.
Direktur Pemukiman dan Perumahan Bappenas, Nugroho Tri Utomo, mengatakan masih ada 14 persen lagi target MDG's yang harus dicapai. Dalam waktu dua tahun hingga 2015, Indonesia harus mengejar lebih dari 13 persen lagi target MDG's.
"Padahal, selama ini Indonesia hanya mampu melaksanakan 1,5 persen target MDG's per tahunnya. Butuh usaha keras mengejarnya," ucap Nugroho.