REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Tazbir Abdullah, mengatakan puluhan bangunan candi di wilayah DIY selama ini belum dikelola maksimal.
Akibatnya, kata dia, potensi kepariwisataan yang besar itu belum seluruhnya bisa menjadi tujuan wisata yang nantinya berdampak pada kesejahteraan masyarakat setempat.
"Ironisnya masyarakat dan wisatawan selama ini hanya mengetahui bangunan Candi Borobudur, Candi Prambanan dan sedikit Candi Ratu Boko. Padahal, DIY masih memiliki banyak bangunan candi di antaranya Seperti Candi Ijo, Candi Plaosan, Candi Kundulan, Candi Kalasan dan masih banyak lagi," katanya, Rabu (16/1).
Dikatakannya, wisatawan banyak yang belum mengetahui kalau DIY memiliki banyak bangunan candi. Masyarakat juga harus diedukasi bahwa informasi candi di Yogyakarta perlu disebarluaskan kepada masyarakat khususnya anak didik. Dia menilai, hal ini penting, karena bangunan candi merupakan sejarah masa lalu dan prestasi generasi masa lalu yang sangat hebat.
"Saya berharap instansi pendidikan dan yang terkait lainnya untuk menggerakkan anak didik mengajak berwisata ke bangunan candi maupun museum yang ada di DIY. Padahal beberapa wisatawan dari Thailand, Cina, Australia banyak yang ingin datang ke DIY untuk menikmati wisata candi," kata Tazbir.
Meski demikian, pihaknya mengapresiasi kesadaran masyarakat dan wisatawan untuk berwisata ke bangunan Candi yang ada di wilayah ini. "Dikhawatirkan kalau tidak ada kesadaran berwisata ke candi, beberapa petilasan candi di daerah ini tidak lagi dikenal generasi mendatang. Ini sangat ironis," kata Tazbir.