REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Cuaca buruk sejak sepekan terakhir, berdampak pada budidaya ikan air tawar Waduk Jatiluhur. Kini, sekitar 8.500 ton ikan mas mabok. Ikan tersebut terancam mati, akibat umbalan arus balik.
Irwansyah (45 tahun), salah satu pembudidaya ikan asal Desa Kembang Kuning, Kecamatan Jatiluhur, mengatakan, ikan mabok ini sudah terjadi sejak Kamis (10/1) yang lalu. Awalnya, ikan yang mabok itu berasal dari kolam jaring apung asal Kampung Pasir Layang, Desa Galumpit, Kecamatan Tegalwaru. Kemudian, menyebar hampir ke seluruh kolam jaring apung yang ada di Waduk Jatiluhur ini. "Ikan itu pada mabok, kemudian mati mendadak," ujar Irwansyah. .
Dengan kejadian ini, para pembudidaya mengalami kerugian yang cukup besar. Bila dalam satu kolam terdapat seton ikan, maka kerugiannya mencapai Rp 14 juta per kolam. Pasalnya, harga ikan saat ini sekitar Rp 14 ribu per kilogram. Sedangkan, ikan yang pada mabok ini dalam kondisi siap panen.
Diakui Irwansyah, para pembudidaya ini sedang berupaya meningkatkan produktifitas. Dengan kata lain, saat ini geliat usaha budidaya ikan mengalami peningkatan. Meskipun, belum 100 persen kolam jaring apung yang ada ditanami ikan. Tapi, para pembudidaya ini justru keliru. Sebab, di awal tahun ini ternyata air waduk mengalami umbalan atau arus balik. "Kami tertipu oleh cuaca," jelasnya dengan wajah tak bersemangat.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan (Hipni) Kolam Jaring Apung Waduk Jatiluhur, Darwis, mengatakan, sejak tiga tahun terakhir tak terjadi kasus arus balik. Karena itu, pada tahun ini para pembudidaya berloma-lomba untuk tanam ikan. Dengan harapan, bisa meraih peruntungan menjelang Imlek mendatang. Namun, belum juga Imlek, umbalan telah menghapus impian para pembudidaya ini.
"Terpaksa, kami menahan kegetiran ini," ujar Darwis.