Selasa 15 Jan 2013 17:29 WIB

Pakar: Fogging tak Efektif Berantas Nyamuk

Hidayat melakukan fogging.
Hidayat melakukan fogging.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Upaya fogging atau pengasapan untuk memberantas nyamuk Aedes Agepty yang membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah, bukan merupakan cara yang efektif.

"Hasil penelitian yang saya lakukan, fogging bukan cara yang efektif memberantas nyamuk. Seharusnya menggunakan program pemerintah 3 M Plus (Menguruk, Menutup, Mengubur) plusnya menggunakan insektisida," kata seorang peneliti Tri Yunis Miko Wahyono dalam penyampaian disertasi berjudul "Modeling Intervensi Penyakit DBD di Indonesia" di Depok, Selasa (15/1).

Menurut dia, fogging kurang efektif karena dalam penggunaannya cenderung menyemprot secara massal dan tidak tepat sasaran. Fogging bisa dilakukan jika sudah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di suatu wilayah.

Ia mengatakan penggunaan insektisida lebih efektif, karena mampu mengurangi kecenderungan seseorang terkena DBD. Persentasenya hingga 50 persen.

Walaupun lebih efektif, namun penggunaan insektisida perlu pengawasan yang ketat dan dosisnya tidak boleh terlalu banyak dan dapat berdampak kepada kesehatan karena mengandung toxin (racun).

Selain itu, katanya, harga insektisida juga mahal. Hingga saat ini insektisida baru digunakan warga sebanyak 1,3 persen dari jumlah penduduk Indonesia. "Untuk penggunaan fogging tercatat tidak kurang dari 40 persen," ujarnya.

Untuk itu ia berharap agar pemerintah terus mempromosikan insektisida, baik ke tingkat individu maupun tingkat desa. Program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang saat ini digaungkan juga cukup bagus. Namun di era globalisasi saat ini, hal itu cenderung sulit dilakukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement