Selasa 15 Jan 2013 14:05 WIB

Arus Ciliwung Makan Enam Korban

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: A.Syalaby Ichsan
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Arif Pribadi
Rumah warga yang dilanda longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --Enam korban yang tertimbung longsor di Kampung Cibogo, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupatan Bogor ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

Para korban sudah berhasil dievakuasi. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan,  korban sedang berada di dalam rumah. "Mereka sudah dievakuasi,"ujarnya.

Korban meninggal dunia yaitu Haris (55 tahun), Hendi (12 tahun, Inem (45 tahun), Roni, Robi dan Ita. Inem, Roni, Robi dan Ita adalah istri dan anak-anak dari Maman yang saat longsor berada di dalam rumah. Sedangkan Maman sedang bekerja mengemudi mobil box dari Cipanas ke Jakarta.

Petugas BPBD Bogor, BPBD Jawa Barat, Tagana, TNI, Polri, PMI dan masyarakat sedang menyiapkan lokasi pengungsian. Kepala BNPB, Syamsul Ma'arif telah meninjau lokasi dan memberikan arahan penanganan serta memberikan bantuan kepada BPBD.

Tercatat tiga rumah, satu masjid, dan satu warung hancur tertimbun tanah longsor. Permukiman lokasi longsor ini berada di bawah tebing tegak lurus yang langsung berbatasan dengan sungai Ciliwung Hulu.

Longsor terjadi pada tebing dengan tinggi sekitar 20 meter dan lebar sekitar 10 meter. Tidak ada bangunan talud atau turab juga tanaman penguat dari tebing sehingga sangat mudah longsor. 

Pemukiman yang berada di daerah rawan longsor seperti di Kecamatan Megamendung banyak ditemui di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Puncak, Cianjur dan lainnya.  Termasuk Rumah, villa, Pusat Pendidikan dan Pelatihan banyak dibangun pada daerah rawan longsor tanpa disertai upaya konservasi tanah dan air. Sehingga, Sutopo mengungkapkan, wilayah tersebut menjadi wilayah risiko tinggi longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement