REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Refiko Ramada Saputra (14) berhasil lolos dari menjadi korban penculikan. Fiko diculik pada Sabtu (12/1) sekitar pukul 07.00 Wita.
Penculikan itu terjadi saat putra dari wartawan Bali Tribune, Joko Mulyono ini tengah membeli roti. Fiko yang menjadi santri sebuah pondok pesantren di Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali, itu kemudian dimintai tolong oleh seorang laki-laki tak dikenal untuk menaikkan kardus ke mobil.
Namun tanpa ia duga, lelaki itu menodongkan pisau dan memaksanya naik ke mobil. Untuk keselamatan dirinya, Refiko menuruti perintah laki-laki itu.
Di perjalanan menuju Gilimanuk, para penculik menawari Fiko minuman yang membuatnya tak sadarkan diri. Ia baru tersadar sesaat sebelum sampai di Kabupaten Bondowoso, sekitar 23.00 WIB.
Saat berada di sebuah rumah di Bondowoso itulah Fiko meminta izin untuk ke kamar kecil. Melihat ada kesempatan, Fiko kemudian kabur melalui jendela kamar mandi.
Berhasil keluar, Fiko lari ke tengah sawah dan terus berlari hingga dia tiba di jalan raya yang dia tidak tahu jalanan itu menuju arah mana. Namun diperkirakan saat itu sudah hampir sampai waktu subuh dan bus Akas melintas di depannya.
Bus itu ternyata membawa Fiko ke kota Malang dan kemudian melaporkan penculikan atas dirinya ke Mapolresta Malang sekitar 11.00 WIB pada Ahad (13/1)
"Saya sudah bertemu anak saya dan dia dalam keadaan sehat," kata Joko, saat dihubungi melalui telepon, Senin (14/1).
Saat dihubungi, Joko sedang berada di kota Malang Jawa Timur. Dia mendapat kabar langsung dari Fiko, kalau anaknya itu menjadi korban penculikan dan sedang berada di Mapolresta Malang.
Dikatakan Joko, dia belum tahu pasti motif penculikan anaknya. Kalau diculik karena menginginkan tebusan, para penculik tidak ada yang menghubunginya. Juga bila dikaitkan dengan tugas-tugasnya sebagai seorang wartawan, Joko menyatakan selama ini dia tidak menangani berita-berita yang berkaitan dengan kasus.
"Tapi dari analisis pihak kepolisian, diduga Fiko diculik karena motif perdagangan anak, bisa jadi perdagangan organ tubuh manusia," kata Joko.