Senin 14 Jan 2013 10:22 WIB

Banjir Melanda, Pengusaha Rugi Miliaran

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Dewi Mardiani
Ruas tol Tangerang-Merak di kedua arah di KM 17 Tol Tangerang.
Foto: Antara/Muhammad Deffa
Ruas tol Tangerang-Merak di kedua arah di KM 17 Tol Tangerang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerugian pengusaha mencapai milyaran akibat banjir yang terjadi di tol Tangerang-Merak KM 57. Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Arman Yahya, merinci kerugian yang dialami berasal dari pihak pemilik barang dan pihak pengangkut.

Ia menjelaskan, proses menunggu dari yang normalnya hanya satu hari menjadi tiga hari menimbulkan kerugian yang sangat besar. Jika diasumsikan ada 2.000 truk (jumlah truk yang beraktivitas di Merak) yang tertahan akibat banjir dengan biaya sewa truk mencapai Rp 2 juta per hari, maka kerugian dari perusahaan angkutan truk saja sudah mencapai Rp 4 Miliar per hari.

"Total kerugian kira-kira mengalikan bilangan tersebut," ujar Arman, Senin (14/1) saat dihubungi. Truk yang seharusnya bisa jalan dan mendapatkan uang, dengan adanya banjir ini terpaksa tidak bisa mendapatkan pemasukan. Belum lagi ditambah biaya supir truk yang harus tetap dibayarkan. Kerugian ini, kata Arman belum termasuk resiko kerusakan barang yang diangkut.

Ia mengatakan hampir 60 persen dari 2.000 truk mengangkut hasil bumi. Barang ini mengalami resiko rusak yang lebih tinggi. Dalam satu truk, umumnua membawa barang dengan nilai sekitar Rp 10-30 juta. Kerugian dari pemilik barang bisa dihitung dari nilai barang yang rusak.

Untuk barang non-hasil bumi, kemungkinan peluang rusak lebih kecil, namun nilainya minimal Rp 20 juta. Pasalnya, dalam satu truk minimal mengangkut 10-20 ton.

Arman mengatakan banjir yang terjadi di tahun ini lebih parah dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, banjir di tol kali ini lebih lama dengan volume air yang lebih besar. Beluym lagi, ditambah dengan angin kencang yang cukup menghalanhi kapal untuk bergerak. "Tahun kemarin masih bisa bergerak, sekarang tak bisa karena angin kencang," katanya.

Arman mengatakan banjir ini menganggu distribusi barang, terutama menuju daerah Lampung, Jambi, dan Bengkulu. Distribusi menggunakan truk merupakan yang paling efisien dan murah. Hampir 90 persen barang diangkut menggunakan truk.

Sementara untuk daerah Palembang, Medan dan Palembang masih bisa menggunakan kapal laut untuk alternatif pengiriman barang. Namun, untuk pengiriman barang menggunakan kapal laut tidak sesering menggunakan kapal. Kapal laut tidak beroperasi setiap hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement