Ahad 13 Jan 2013 17:54 WIB

KM Anugerah Dihantam Ombak, Satu Nelayan Hilang

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gelombang tinggi dan cuaca buruk di laut terus menimbulkan korban. Kali ini, satu orang nelayan hilang setelah Kapal Motor (KM) Anugerah yang ditumpanginya dihantam ombak setinggi empat meter di sekitar perairan Pulau Rakit.

Manager TPI Karang Song, Rusmadi, menjelaskan, korban bernama Ato bin Saidin (25 tahun), warga Desa Karang Song RT 03/01 blok Sawah Sekotak, Kecamatan/Kabupaten Indramayu.

''Upaya pencarian sudah dilakukan, namun tidak membuahkan hasil,'' ujar Rusmadi, Ahad (13/1).

Rusmadi menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika korban ikut melaut bersama nelayan lainnya dengan menjadi anak buah kapal (ABK) KM Anugerah. Setelah beberapa hari mencari ikan, kapal yang dipimpin nahkoda bernama Cecep itu akan pulang menuju ke lokasi pendaratan ikan di dermaga pelabuhan Karang Song, Jumat (11/1).

Namun, disekitar pulau Rakit, kapal tiba-tiba dihantam gelombang besar setinggi kurang lebih empat meter. Korban yang saat itu sedang tertidur pulas di geladak, terpental dan langsung tercebur ke laut.

''Saat itu kejadiannya sekitar pukul 03.00 WIB,'' tutur Rusmadi.

Mengetahui korban tercebur ke laut, nahkoda dan rekan-rekan korban langsung melakukan upaya pencarian. Upaya tersebut dilakukan dengan memutari lokasi kejadian.

Upaya pencarian dari atas kapal KM Anugerah itu berlangsung hingga dua hari. Namun sayang, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Korban pun dinyatakan hilang.

Atas kejadian itu, nahkoda KM Anugerah dan pemilik kapal langsung melaporkan peristiwa tersebut ke pengurus TPI, Adpel dan Polair Indramayu.

''Kami berharap korban segera ditemukan,'' kata Rusmadi.

Rusmadi menambahkan, meski pencarian masih dilakukan, namun pihak TPI Karang Song telah memberikan secara langsung santunan asuransi sebesar Rp 6 juta kepada keluarga korban. Selain itu, adapula sumbangan santunan dari juragan kapal senilai Rp 10 juta dan santunan dari kumpulan nahkoda.

''Semoga itu dapat meringankan beban keluarga,'' ujar Rusmadi.

Seperti diberitakan, kecelakaan kapal juga sebelumnya dialami para nelayan Indramayu saat melaut dengan menggunakan KM Barokah. Kapal mereka hancur akibat dihantam gelombang tinggi di sekitar peraian Tegal, Jateng.

Beruntung, delapan orang ABK dan nahkoda kapal berhasil selamat. Mereka diselamatkan sejumlah nelayan Tegal setelah sebelumnya terapung-apung di laut selama tiga hari.

Namun, meski selamat, kondisi mereka sangat lemah dan mengalami dehidrasi. Mereka pun terpaksa dilarikan ke RSUD Tegal, Jateng, untuk mendapatkan perawatan intensif.

Saat berita ini diturunkan, para nelayan itu sudah dipulangkan ke Indramayu. Namun, kondisinya belum pulih dan merekapun masih mengalami trauma.

''Kondisi perahu hancur dan ditinggalkan oleh pemiliknya. Masih dalam penanganan polair Tegal,'' tegas Rusmadi.

Sebelumnya, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Indramayu, Anggono Waluyo didampingi Koordinator KPLP Indramayu Koko Sudeswara, menyebutkan, kecepatan angin di laut dalam beberapa hari terakhir mencapai 30-40 knot per jam. Kondisi tersebut sangat berbahaya untuk pelayaran.

Karenanya, pihak Adpel Indramayu telah mengeluarkan himbauan kepada nahkoda, pemilik kapal dan agen pelayaran untuk tidak memaksakan melaut karena kondisi cuaca yang buruk.

''Kapal di bawah 50 GT jangan melaut karena kondisi ombak mencapai tiga meter,'' tandas Anggono.

Berita Terkait Kaitkan Berita

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement