Ahad 13 Jan 2013 14:21 WIB

Cuaca Ekstrim Sebabkan Harga Ikan Laut Melonjak

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Setyanadivita Livikacansera
Nelayan Indonesia
Nelayan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -— Cuaca ekstrim yang terjadi di perairan utara Jawa masih berlanjut. Cuaca yang ditandai hujan lebat, tiupan angin kencang, dan gelombang laut setinggi 2,5 meter ini masih berlangsung, hingga Ahad (13/1) sore.

Akibatnya, ratusan nelayan Tambaklorok, Kecamatan Semarang Utara, Semarang belum bisa melaut. Dermaga Tambaklorok pun dipenuhi perahu nelayan yang memilih bersandar ketimbang melakukan aktivitas di laut lepas.

Berdasarkan pantauan Republika, situasi seperti ini sudah berlangsung lebih dari sepekan. Para nelayan Tambaklorok pun takut melaut karena gelombang laut utara Jawa cukup tinggi, mencapai kisaran dua hingga 2,5 meter.

Mashadi (42), nelayan asal Bandengan, Kabupaten Kendal mengaku sudah 10 hari berada di Tambaklorok, Semarang. Selain untuk menghindari cuaca buruk di perairan utara Jawa, ia juga belum dapat hasil tangkapan ikan.

Saat ini, ujarnya, para nelayan tidak hanya menghadapi cuaca tak bersahabat, namun juga tangkapan ikan yang cenderung menurun. “Di laut pun juga tidak banyak ikan untuk saat ini,” jelasnya.

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tambaklorok yang biasanya ramai, dalam sepekan terakhir juga tidak menunjukkan aktivitas jual beli ikan tangkapan nelayan. “Tidak ada ikan, bahkan untuk bahan ikan asin pun juga kekurangan,” tegasnya.

Menurunnya hasil laut akibat gelombang tinggi di peraiiran utara Jawa, berdampak pada harga ikan segar di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kota dan Kabupaten Semarang.

Minimnya  pasokan ikan laut akibat cuaca buruk ini membuat harga ikan laut segar di pasar tradisioanal kota Salatiga melonjak. Rata-rata kenaikan harga ikan segar ini mencapai kisaran Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu per kilogram.

Menurut Sa’adah (54) mengaku kenaikan harga ikan segar ini dampak dari anjloknya pasokan ikan segar akibat nelayan di pesisir utara tengah menghadapi masa sulit tak bisa melaut.

Sehingga ikan- ikan segar hasil tangkapan nelayan pun menurun drastis. Karena ikan tidak ada harganya pun menjadi lebih mahal. Ia mencontohkan harga cumi- cumi yang semula hanya dijual Rp 25 ribu per kilogram sekarang naik menjadi Rp 32 ribu perkilogram.

Ikan Tongkol segar yang biasanya hanya dijual Rp 20 ribu rupiah perkilogram, saat ini dujual dengan harga Rp 30 ribu rupiah per kilogram. “Ini akibat kelangkaan stok ikan laut segar,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement