Kamis 10 Jan 2013 08:49 WIB

Purwakarta Akan Merevitalisasi Kecamatan Berbasis Pertanian

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Setyanadivita Livikacansera
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Yusran Uccang
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta akan merevitalisasi kecamatan berbasis pertanian. Dengan begitu, Purwakarta akan menjadi daerah mandiri yang memiliki ketahanan pangan sendiri.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, luas lahan sawah di wilayahnya jauh lebih sedikit di banding kabupaten tetangga, seperti Subang dan Karawang. Yakni, hanya 16 ribu hektar.

Meski demikian, Purwakarta ingin mengefektifkan lahan pertanian ini. Supaya, setiap musimnya bahan pangan tetap tersedia dengan luas lahan yang tak sampai 20 ribu hektar tersebut.

"Salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan, dengan cara merevitalisasi wilayah," ujar Dedi, Kamis (10/1).

 

Revitalisasi ini, kata dia, bermaksud memperbaiki jaringan irigasi. Pertanian tidak akan produktif, bila tidak didukung oleh pengairan yang bagus. Karena itu, jaringan irigasi ini harus mendapatkan prioritas utama untuk perbaikan.

Apalagi, irigasi yang melintasi Purwakarta hanyalah jaringan kecil. Tak ada sungai dengan ukuran besar, seperti Citarum. Irigasi yang menyokong pertanian ini, hanyalah jaringan perdesaan.

Selain perbaikan irigasi, ketersediaan bibit unggul juga harus tetap terpenuhi. Supaya, para petani tak kesulitan mencari bibit ketika akan tanam.

Disebutkan Dedi, dari 17 kecamatan yang ada, seluruhnya memiliki areal pertanian. Kecamatan yang jadi lumbung padi, di antaranya Wanayasa, Pondoksalam, Kiara Pedes, Bojong, Darangdan, Plered, Tegal Waru, Maniis, Sukasari, Sukatani, Bungursari, Campaka serta Cibatu. Tiga belas kecamatan inilah, yang akan mendapatkan prioritas revitalisasi pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement