Rabu 09 Jan 2013 12:12 WIB

Flu Burung Makin Menyebar di Lampung

Rep: Mursalin Yaslan / Red: M Irwan Ariefyanto
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)
Foto: Antara
Penindakan dan pencegahan flu burung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG --Kasus flu burung kembali marak di Provinsi Lampung. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung Setiato menyatakan, sejauh ini penyebaran kasus flu burung sudah menjangkiti tujuh kabupaten di provinsi tersebut.

Menurut dia, penyebaran flu burung terjadi akibat distribusi itik dari luar Lampung yang masuk melalui pelabuhan. "Kami merasa kecolongan dengan masuknya itik berpenyakit melalui (Pelabuhan) Bakauheni," kata Setiato di Bandar Lampung.

Setiato melanjutkan, awal mula kasus flu burung ditemukan di Kabupaten Pringsewu. Kemudian, penyebaran berlangsung cepat dan merambat ke kabupaten-kabupaten lain. Akibat penyebaran virus flu burung tersebut, ribuan itik mati. Dinas pun sudah menugaskan petugas untuk memusnahkan itik-itik yang terjangkit virus mematikan itu.

Setiato berjanji, persoalan flu burung di Lampung akan dituntaskan pada Fe - bruari 2013. Provinsi Lampung juga sudah menerima pemberian vaksin flu burung dari Kementerian Pertanian.

Kendati sudah mengakibatkan ribuan itik mati, namun Setiato belum bisa mengalkulasikan kerugian yang dialami peternak akibat flu burung. Dinas akan membahas masalah kerugian peternak bersama Gubernur Lampung Sjachroedin ZP dalam waktu dekat. "Sehingga, nanti ada solusi buat para peternak itik," katanya.

Guna mencegah masuknya itik berpenyakit, Pemerintah Provinsi Lampung hanya membuka jalur perdagangan itik ke daerah itu jika hasil uji pemeriksaan biologi molekuler (PCR) itik negatif.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Arsyad menyatakan, ketentuan tersebut merupakan aturan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. "Jadi, jalur perdagangan tetap boleh asal terlebih dahulu diuji PCR di Balai Penyelidikan Penyakit Hewan," kata Arsyad.

Uji PCR, kata dia, digunakan untuk mendeteksi jenis mikroorganisme secara terperinci melalui uji PCR dan DNA sequencing. Arsyad mencontohkan, jika di suatu peternakan sering terjadi kasus penyakit dengan gejala yang mirip seperti flu burung, maka dengan melakukan uji PCR dapat diidentifikasi virus penyebab penyakit itu. Dengan demikian, penyebab penyakit hewan di peternakan itu bisa diketahui dengan cepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement