Selasa 08 Jan 2013 17:04 WIB

DIY Terkepung Daerah Penyebaran AI

Flu burung, ilustrasi
Foto: Antara
Flu burung, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA - DIY terkepung daerah Penyebaran Avian Influenza. Karena dari itik yang mati di DIY umumnya berasal dari perbatasan DIY yakni ketika itik di Bantul mati berasal dari Karanganyar, itik yang mati di Kulonprogo berasal dari Purworejo dan itik yang mati di Sleman baru-baru ini diduga berasal dari Magelang.

''Dari lima kabupaten/kota hanya itik-itik di kabupaten Gunungkidul yang belum terkena AI. Mungkin karena lokasinya jauh dari daerah penyebaran AI. Meskipun demikian kami tetap menghimbau kepada kabupaten/kota untuk tetap waspadai terhadap AI pada itik,''Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY Retno Setjijowati pada Republika,  Selasa (8/1).

Sehubungan dengan hal itu Biro Perekonomian DIY Rabu (9/1) akan melakukan kunjungan ke daerah-daerah yang sudah ada kasus AI pada itik untuk mengetahui seberapa banyak kasus AI sudah menyebar di DIY dan supaya masyarakat melakukan preventif agar penyebaran virus AI meluas.

''Di samping itu kami ingin mengetahui bagaimana permasalahan di daerah dan apa yang mereka harapkan. Karena di Dinas Pertanian masih ada vaksin tetapi untuk ayam. Sehingga bisa digunakan sambil menunggu vaksin yang baru,''kata Retno.

Lebih lanjut dia mengharapkan dari pemerintah kabupaten/kota agar terus melakukan upaya preventif. Karena di Yogya juga banyak usaha makanan bebek goreng supaya jangan sampai mereka gulung tikar.

Retno mengatakan di DIY ada plasma nutfaj itik turi yang dikembangkan di Srandakan Bantul. Sementara bebek di Srandakan Bantul juga sudah ada yang terkena AI. ''Kami berharap jangan sampai plasma nutfah tersebut musnah akibat AI dengan clade baru,''kata mantan Sekretaris Kepala Dinas Pertanian DIY ini.

Dengan menyebarnya virus AI pada itik di DIY pihaknya menghimbau kepada dinas-dinas peternakan di Kabupaten/Kota agar pengawasan di lokasi check point supaya lebih  diperketat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement