REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam pengembangan wisata syariah. Hal tersebut terkait potensi dan pasar Indonesia yang besar bagi wisata Islami.
"Wisata syariah diharapkan akan menjadi pilihan bagi wisatawan dunia datang ke Indonesia dan semoga bisa sukses seperti Bank Syariah," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, pada Milad ke-24 MUI di Jakarta, Selasa.
Sapta mengatakan pariwisata syariah ini menyangkut banyak aspek dari mulai lokasi wisata, hotel, perjalanan wisata, sampai pemandunya. Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI diharapkan menjadi bagian penting.
"Wisata juga sangat terkait erat dengan aspek penyediaan kuliner yang terjamin kehalalannya dimana Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik (LPPOM) MUI menjadi lembaga yang bisa menjadi penjaminnya," katanya.
Konsep wisata syariah, ujar dia, awalnya mendapat banyak pertanyaan karena banyak yang belum siap. Itu karena citra pariwisata selama ini terkait erat dengan hiburan malam.
Namun ketika sebuah hotel menyediakan mushola dimana kamar-kamarnya juga menyediakan kitab suci dengan dapur yang halal dan tidak menyediakan minuman keras, maka hotel itu ternyata juga malah laris dengan kelebihan tersebut.